Aku datang dari malam yang di bakar rembulan.
Serigala kampung dengan mata merah remang-remang.
Melewati sungai kota yang keruh dan bau anyir.
Jalanan aspal ku pijak, ku jilat, ku makan.
Aku datang hendak mencari hidup dan tak ingin miskin terus mencibir.
Masa laluku adalah puing-puing yang di pungut pemulung jalanan.
Nasibku juga telah di bongkar aparat keamanan.
Telah lama aku meraung menjadi gila dan terus merenung.
Hingga anak istriku kabur menjadi gelandangan.
Menjadi serigala yang kelaparan.
Dan kini setelah bebas aku dari kungkungan malam. Penjara.
Ku ingin kembali hidup normal.
Sebab walaupun aku serigala.
Tak ada lagi taring dan cakarku.
Aku sendirian, aku bukan lagi penjahat kambuhan.
Handy Pranowo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H