Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Doa Sang Pengembara

13 Juni 2019   23:02 Diperbarui: 13 Juni 2019   23:19 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengakar cahaya jiwamu menerangi semesta kalbu mengepung putaran waktu yang telah terlampau jauh mengembara ke sudut-sudut ilham gaungNya yang teguh. Mencari apa yang pernah terlewati di masa lalu.

Ia terus bergerak merangkak menelusuri jalan yang tak berujung berharap menemukan sesuatu yang kekal di sela-sela jaman yang bebal. Ia berdoa terus berdoa meski cemas mengepal di dada.

Apa yang pernah di khawatirkan ketika memulai perjalanan semakin ia temukan, berhala-berhala dunia,  manusia-manusia munafik, ujaran-ujaran kosong tanpa makna dan perilaku-perilaku tanpa adab yang di anggap hal biasa.

Ia tak ingin menjadi nabi, ia tak ingin menjadi wali, ia tak ingin menjadi apa-apa kecuali dirinya sendiri dan ia hanya berharap akan pertemuannya dengan yang gaib dan abadi. Maka di antara malam-malam yang gelap, ia terus nyalakan api tekad kesejatian.

Ia terus berdoa.
Terangilah jalanku ya Rabbi.
Kuasailah diriku dengan cahayaMu.
Jauhilah aku dari kegelapanMu dari tirai-tirai penutup yang pernah kau berikan kepada musuh-musuhMu.

Handy Pranowo

13june2019

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun