Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Malam Gempar di Langit Jakarta

23 Mei 2019   01:26 Diperbarui: 23 Mei 2019   01:56 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam gempar di langit Jakarta di bulan Ramadan, hawa panas menyerang kepala, hati di amuk dendam ingin berkuasa. Orang-orang gaduh, bayang-bayang kelam saling menikam, masa lalu yang suram mengerang ingatan.

Aku dengar namaMu di teriakkan, aku dengar jejak pasukan seakan menuju perang, apakah Badar kan terulang lalu siapa yang di perangi, siapa yang memicu peperangan sedang negara ini aman dan tenteram. 

Para fakir yang biasa tertidur di pinggir jalan terbangun, menyingkir, melepas selimut kumalnya dan bertanya satu sama lain, ada apa gerangan? Apakah ini malam Lailatul Qadar, akankah datang keberkahan bagi sesama.

Di kejauhan asap hitam mengepul, ada api membakar mobil-mobil, ada api di antara kawat berduri dan bulan menunduk sedih tak berani berkata apa-apa dan ini adalah pemberontakan brutal demi sebuah kuasa dunia.

Ini bulan baik mengapa kalian tak memerangi diri kalian sendiri, mengapa kalian menodai kesucian Ramadan hanya demi kekuasaan yang tak secuil pun kalian bisa kuasai tanpa ridhoNya, bumi pertiwi sudah teramat luka untuk di ciderai.

Kalah dan menang bukan sebuah ukuran kejayaan diri masing-masing mempunyai hikmah dan arti yang lebih penting dari itu adalah persaudaraan, saling menghargai satu sama lain. 

Malam yang gempar di langit Jakarta dan aku menangis sedih, nyawa manusia telah hilang, demi apa, untuk apa.

Handy Pranowo

22Mei2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun