Engkau lelah dan waktu terus berputar memisahkan jarak di antara gelisah yang terpendam.
Cahayamu kian melunak mencengkeram tubuh cakrawala nan kekar, bayanganmu mendekati gelap yang paling dingin di dekap.
Kau biarkan angin menyentuh bibirmu yang kecut, mencoba memahami arti dari sebuah kecup yang paling pahit di reguk.
Namun jujur kau tak pernah rela untuk menyerah apalagi di kalahkan dan kau tak pernah risau apabila mendung datang bergelayut.
Engkau adalah ribuan kenangan yang tersangkut di jantung para perindu yang kerap kali kehilangan akal.
Engkau adalah juwita permata, pelipur lara gundah gulana bersama angin yang sering mencuri ingin dari hati yang dingin.
Engkau adalah bunga, bunga alam raya yang mekar menaburkan pesona cipta.
Begitu banyak lukisan dirimu tercipta namun hanya sedikit saja yang mengerti perasaanmu tentang sebuah kehilangan. Cinta.
Dan ku katakan kepadamu sungguh aku mencintaimu, cinta yang tak pernah ku pikirkan sebelumnya hingga jauh dan semakin jauh.
Ku kejar bayangmu, ku peluk tubuhmu, ke kecup lembut senyummu nan lugu.
Namun kini ku lihat lelah di wajahmu meskipun kau tak pernah ingin menjauh, sebab dirimu di hadirkan untuk selalu dekat di hati kehidupan.