Akan ku dayung perahuku ke tengah lautan, bersama rindu dan cinta yang gemetar. Aku panggil gelombang, ku dendangkan nyanyian ikan-ikan. Dan seribu jalan di tengah penantian pulang adalah harapan bagi bunda tersayang.
Angin berhembus melewati tirai-tirai senja, menerbangkan seluruh jiwaku menempuh luas samudera. Sepasang camar bermanja-manja di udara, melangitkan asmara yang telah lama sirna. Lihatlah langit biru tanpa awan bagai cermin besar memantulkan bayanganku ke dasar lautan.Â
Inilah saatnya, inilah waktunya melepas segala sedih, melepas segala amarah, sementara terus ku kenang wajahmu yang pasrah di gulung ombak, aku tengah di bangkitkan pada kerinduan yang dalam.
Tunggu aku, tunggu aku, perahuku pasti kan sampai di dermaga biru tempat pertama kali kau melepasku dengan air mata yang pernah beku.Â
Handy Pranowo
21June2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H