Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Ketika Jakarta Ditinggal Pergi

17 Juni 2018   01:46 Diperbarui: 18 Juni 2018   15:55 2650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Rumah (bodnarchuk-kompas.com)

Mungkin inilah saatnya mendengar daun-daun yang gugur di pinggir jalan-jalan raya Jakarta. Mendengar arus air di kali yang keruh, merasakan udara yang ramah, kendaraan tak banyak lalu lalang dan gedung-gedung sepi dari kesibukan.

Lihatlah, trotoar-trotoar lengang tak ada pedagang tak ada pengunjung. Gerobak-gerobak pemulung terparkir, canda tawa gelandangan terdengar dari gubuk-gubuknya yang sebentar lagi tergusur. Mereka sedang merasakan kebahagiaan lebaran.

Di udara suara-suara bising kejenuhan di ganti dengan nyanyian burung-burung yang tak dapat kau dengar di waktu normal. Orang-orang banyak yang pergi, rumah-rumah rapat terkunci. Yang tertinggal hanyalah satpam di temani rokok dan kopi.

Jakarta sepi, Jakarta di tinggal pergi namun ia belum mati hanya istirahat dari hari-hari yang biasanya padat. Dari hari-hari yang tak kenal kompromi. Maka inilah saatnya menikmati hening Jakarta, menikmati lampu-lampu jalan yang kerap kali mengundang gelisah.

Jakarta di tinggal pergi namun ia tetap tumbuh, terus menggeliat dan menebar pesona yang berbeda. Dan apabila datang waktunya, libur hari raya telah usai, Jakarta akan kembali menyambut warganya. Menyambut keramaian dan cerita-cerita mereka dari kampung halaman. Maka kehidupan sebenarnya akan di mulai dan Jakarta begitu setia.

Handy Pranowo

17 Juni 18

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun