Nyatanya, aku tak pernah benar-benar bisa menemukan diriku bahkan di dalam sebuah keramaian yang jelas-jelas aku ada. Aku lenyap dalam bentuk kesadaranku sendiri.
Namun aku yakin masih hidup dan menjadi bagian dari waktu, bagian dari rencana-rencana Tuhan yang telah tercatat di lauh mahfuz. Aku tak mengingkari sebuah kelahiran, aku hanya belum siap pada ajal kematian.
Angin kering di penuhi kabut, jiwaku mencari bayangannya sendiri. Dan sebuah lorong gelap muncul setelah cahaya pekat menikam ke dua mataku. Di manakah aku, tak ada seorang pun menyertai kegelisahanku.
Aku dengar gemericik air, aku dengar angin berhembus, aku dengar ombak bergemuruh lalu seketika senyap yang tersisa hanyalah suara lembut bagai lebah mendengung.Â
Tiba-tiba tanganku menyentuh sesuatu, sesuatu yang sangat lembut namun terasa berdegup. Ini jantungku. Oh di manakah aku tak ada seorangpun menyertai kegelisahanku.
Handy Pranowo
13june18
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI