Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Malam yang Basah (Tahajud)

24 Mei 2018   01:57 Diperbarui: 24 Mei 2018   02:14 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam yang basah dari titik-titik air yang menyentuh tanah, bumi nyenyak tertidur tanpa suara, desah angin lembut menyapa, adakah gerangan yang masih terjaga.

Bulan menyingkap tirai jendela, awan dingin membeku menghanyutkan suasana, malam yang basah, keheningan hanyut di genangan air di hisap amarah.

Oh, jiwa yang merindukan ketenangan, alam pikiran di sadarkan atas sebuah penciptaan, tak ada sesuatu yang sia-sia, tak ada waktu yang berlalu begitu saja, semua atas kehendakNya.

Ribuan malaikat turun, ribuan malaikat mencari hamba-hamba Tuhan yang tengah asyik berdoa di malam yang basah. Tahajud mengikat erat hati manusia pada Sang Kuasa, tahajud melepaskan segala nikmat dunia.

Doa-doa yang di panjatkan di sepertiga malam seperti aroma bunga surga yang di sukai para syuhada. Di sukai para malaikat. Cakrawala gemetar, langit pun demikian.

Malam yang basah dari titik-titik air yang menyentuh tanah, bumi nyenyak tertidur tanpa suara, desah angin lembut menyapa, adakah gerangan yang masih terjaga.

Handy Pranowo

24518

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun