Angin dosa yang datang memburu hidupmu menyelinap melewati ketiakmu.Â
Menyerukan namamu wahai lelaki yang pernah membunuh.Â
Obrolan di media sosial, polisi mengendus memecahkan teka-tekiÂ
dan para pencari berita terus bicara sebarkan jejak kakimu yang tanpa jari.
Kamu keringat dingin, detak jantungmu bagai rentak kaki kereta yang bising.Â
Cepat-cepat menyelinap, takut di hadang dan di sergap malaikat.Â
Rokok dan kopi tak lagi nikmat meski sambil angkat kaki, sebab kesalahanmu cuma satu kenapa mesti membunuh.
Membunuh bukanlah jalan akhir, membunuh berarti mematikan harapan hidup,Â
membunuh berarti kau gagal menyelinap ke dalam hati yang telah pasrah akan hidup.Â
Membunuh itu kejahatan yang paling biadab.Â
Dan kau telah membunuh.