Aku ingin sekali berdamai dengan diriku sendiri tanpa hawa nafsu tanpa marah dan benci.Â
Berdamai dengan kebisingan yang kerap kali datang bersama hening yang paling sunyi.
Aku ingin menepiskan segala kesenangan yang membuatku lupa pada diri.
Kesenangan yang membuat mataku buta, telingaku tuli.
Dan apakah ada sesuatu yang lebih menarik selain mendekatkan diri kepada Illahi.
Aku ingin sekali lagi menuliskan puisi yang lembut seperti rinai gerimis di sebuah pagi yang sepi.Â
Lalu sembunyi di temaram kabut tanpa pernah berpikir akan menggigil.
Aku tak butuh pemantik, aku tak butuh televisi atau surat kabar yang beritakan maut dan caci maki.Â
Aku ingin diam merayakan kehidupan yang pasti mati. Tanpa lilin, tanpa kembang api warna-warni.Â
Dan aku berharap suatu saat akan tumbuh pelangi di dinding kamarku selagi mataku belum rabun.
Aku ingin berjalan di setapak tanah yang penuh bunga-bunga dan rumput-rumput kecil sambil mengingat masa kanak-kanakÂ