Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Seraut Wajah Ibu

29 April 2015   22:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:32 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seraut wajahmu hadir dalam bayang-bayang kalbuku.
Menyeberangi keheningan, menyeberangi masa silamku.
Seraut wajahmu bagai gelora api yang tak pernah padam meski seribu tahun berlalu.
Ia membakar kesombonganku hingga hangus namun mengetuk pula kesadaranku penuh lembut.

Seraut wajahmu adalah bingkai malam yang tak pernah terselebung kabut.
Menguapkan kehidupan yang di cintainya, mendekap siapa saja yang di kasihinya.
Tak dapat aku kubur wajahmu meski telah gugur, tak dapat aku peram meski di titik penghabisan.
Ia seperti kelopak mawar yang terus tumbuh dan sangat ku rindu untuk menciumnya.

Maka biarkanlah aku menyimpannya dalam ruang hatiku.
Menciumnya selalu sepanjang waktuku.
Sampai tak ada lagi kehidupan untukku.
Dan hanya wajahmu yang bernaung di kalbu.

handypranowo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun