jangan kau sebut ini sebagai petualanganku sendiri.
sebab aku bukan penjelajah yang baik.
aku sering tersesat, aku sering tenggelam.
aku butuh kompas untuk tunjukan jalan.
lalu kamu hadir diam-diam dengan
perasaan yang sama yang aku ungkapkan.
seolah takdir mempertemukan kita di persimpangan jalan.
ingin rasanya segera menyatukan asa yang dulu terpental.
ke dalam hati hati yang kering kerontang.
maka rindu memberontak
bagai tetes air yang loncat bebas dari kungkungan awan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!