[caption id="attachment_357335" align="aligncenter" width="560" caption="Saya dan kawan-kawan beserta pak Nanang (Jupel)"][/caption]
Apa jadinya jika ilmu pengetahuan dioplos dengan kepentingan politik? Kacau. Itulah yang terjadi saat ini kala rezim terdahulu mengangkat ilmu pengetahuan menjadi salah satu agenda pemerintahan hasilnya adalah karut-marut, dan ini yang sedang terjadi di situs peninggalan bersejarah Gunung Padang.
Pemerintahan SBY yang lampau memang hobi mencari sensasi dengan merangkul para peneliti untuk membuat proyek lucu-lucuan seperti Blue Energy, yakni program imajiner yang menjadikan air sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar perut bumi, hingga tulisan ini dibuat proyek Blue Energy masih menguap layaknya dongeng di siang hari untuk rakyat dan sang penemu raib seperti kisah-kisah di dongeng.
Proyek ilmu pengetahuan yang tidak kalah mentereng adalah tentang padi super bernama Super Toy. Lagi-lagi program khayalan ini diklaim sebagai solusi dari problem keberlangsungan jumlah panen yang sedikit. Super Toy diharapkan mampu meningkatkan produksi padi menjadi tiga kali lipat sehingga mampu menghapus candu untuk mengimpor beras.
Namun yang terjadi adalah petani yang disarankan untuk menanam padi “mainan” kecele. Pasalnya hasil panen justru lebih rendah daripada padi yang biasa ditanami oleh petani, seolah mengikuti nama Super Toy yang memang program main-mainan pemerintah.
[caption id="" align="aligncenter" width="506" caption="Super Toy Gagal (http://www.ugm.ac.id/)"]
Nampaknya pemerintahan SBY belum kapok perihal mengembangkan libido imajinernya tentang kehausan akan ilmu pengetahuan, kali ini tidak main-main yakni program mahabesar, Pemerintahan SBY mengklaim menemukan sebuah piramida raksasa yang berada di daerah Cianjur, yakni Gunung Padang.
Gunung Padang diyakini oleh pemerintahan SBY sebagai penemuan mahabesar abad 20. Gunung Padang diperkirakan berusia lebih tua ketimbang peradaban Piramida di Mesir. Efek kejut adanya Gunung Padang membuat mata dunia tercengang dan menarik untuk kembali mengekspose serta meneliti Gunung Padang setelah tertidur cukup lama dari pemerintahan yang lalu.
Program pengembangan ilmu pengetahuan dari pemerintahan SBY ini pun tak main-main. Terhitung sejak Maret 2011 tim peneliti bangunan purba yang dibentuk oleh staff khusus presiden mengadakan ekspansi di bawah kendali Andi Arief yang diutus langsung SBY untuk program ini.
[caption id="attachment_357337" align="aligncenter" width="504" caption="Salah satu sisi Gunung Padang rawan longsor"]
Pemandatan SBY ke Andi Arief sebagai Staff khusus Presiden bidang Sosial dan Bencana untuk perihal Gunung Padang juga menjadi hal ganjil, dikarenakan basic Andi Arief yang merupakan jebolan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik adalah hal yang ganjil. Bukankah seharusnya SBY mengutus orang yang memang basic-nya adalah seorang arkeolog atau yang memang bidangnya.
Hasilnya bisa ditebak yang muncul di pemberitaan media bukanlah sepenuhnya ilmu pengetahuan melainkan lebih mengangkat fenomena bombastis seperti mengultuskan diri sendiri untuk meraih nobel padahal hingga kini belum jelas apa penemuan penting di Gunung Padang selain klaim Piramida.
Kemudian perihal koin yang ditemukan dalam penggalian Gunung Padang diklaim sebagai koin yang mirip dengan suku maya sampai mirip Semar padahal jika dilihat sekilas koin yang ditemukan oleh tim Andi Arief ini merupakan koin belanda yang memiliki ukuran sebesar RP 25 perak.
Dan blunder yang lebih parah yakni mengklaim adanya batu yang mirip dengan batu Dragon Ball. Hal ini semakin membuat bingung masyarakat tentang kredibilitas Andi Arief sebagai kepala tim ekspansi Gunung Padang yang pekerjaannya ini menggunakan dana APBN yang cukup besar.
[caption id="" align="aligncenter" width="575" caption="Andi Arief (sumber http://www.kaskus.co.id/)"]
Tim Andi Arief yang terdiri dari ahli berbagai ilmu pengetahuan ini justru lebih memunculkan keilmuan klenik-klenik yang dijadikan kiblat dalam penelitian, klaim-klaim cepat yang tidak rasional, membuat kehebohan yang tidak perlu. Bukankah seharusnya klaim-kalim tersebut seharusnya dilakukan penelitian lebih lanjut dan bukan secara sembrono mempublikasikan kepada media.
Kini setelah SBY lengser akankah ekspansi Gunung Padang diteruskan? Apakah tetap diteruskan oleh tim Andi Arief? Atau dilanjutkan oleh sendirian oleh Arkenas (Arkeologi Nasional) yang juga sama-sama meneliti Gunung Padang? Tawaran Konsorsium 12 Triliun untuk riset dari swasta nantinya apakah bebas dari kepentingan?
Semoga untuk ke depannya para tim ahli Gunung Padang dapat memberikan pencerahan nyata dan bukan hanya menjadi misteri yang tak terpecahkan dan akhirnya kembali terkubur oleh peradaban.
[caption id="attachment_357336" align="aligncenter" width="392" caption="Saya dan Gunung Padang"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H