[caption id="" align="aligncenter" width="572" caption="Headline Gempita Brasil 2014 (sumber gambar : http://bilder.augsburger-allgemeine.de)"][/caption]
Seorang pria tengah gugup sambil sesekali melonggarkan ikat pinggangnya, beratnya kini tak lagi ideal untuk seorang mantan pemain sepakbola, dari saku jaketnya sesekali dia mengambil kain lap untuk membasuh wajahnya yang tengah berkeringat, senyumnya masih sama seperti saat dirinya meraih penghargaan pemain terbaik Jerman, dimana dia menjadi pemain asing pertama yang mariah gelar tersebut di musim 2003-2004 atau sepuluh tahun lalu.
Ailton atau yang bernama lengkap Ailton Goncalves da Silva kini kembali lagi ke klub lamanya Werder Bremen, bukan sebagai pemain bola lagi, dirinya di beri kehormatan oleh klub yang dibelanya dari tahun 1999 sampai 2004 itu untuk merayakan September fiere der 'kugelblitz' atau perayaan petir bola, sebuah acara penghormatan atas prestasi oleh pernah di cetak seorang legenda yang berasal dari Brasil tersebut, acara tersebut akan diadakan di bulan september dimana untuk mengingat kembali masa-masa jaya pemain yang pernah meraih gelar pencetak gol terbanyak di bundes liga dengan 28 golnya dalam satu musim.
Jika kita bernostalgia Ailton adalah salah satu lakon anomali dalam dunia sepakbola, tubuhnya pendek untuk ukuran pemain eropa dengan tinggi hanya 1,77 m dan memiliki bobot berlebih untuk seorang penyerang, Ailton memilki berat 78 kg saat itu, dimana berat badan adalah momok menakutkan bagi seorang pemain bola apalagi jika seorang penyerang dimana didalam sepakbola modern yang harus bisa berlari cepat jika sebuah tim melakukan serangan balik.
Hal ini tidak berlaku bagi Ailton, dirinya berhasil membuktikan bahwa ia adalah seorang striker yang mampu mencetak banyakgol, di musim 2003-2004 adalah puncak karir pemain yang berumur 40 tahun kini, dirinya berhasil membawa Werder Bremen juara Bundesliga sekalugus menjadi top skor bundesliga dan pemain asing pertama yang meraih gelar pemain terbaik Jerman.
Di tengah prestasi yang cemerlang tersebut dirinya kecewa lantaran tak masuk dalam 25 pemain yang didaftarkan Carlos Alberto Parreira untuk timnas brasil yang berlaga di Copa America 2004 lalu, alasannya adalah tak ada tempat bagi striker yang bertubuh gempal ini untuk berada di tim selecao dimana saat itu posisi Striker Brasil diisi pemain penuh talenta seperti Adriano, Luis Fabiano, Julio Baptista, dan Vagner love.
Ailton ada kesempatan bermain untuk timnas Jerman karena sudah tinggal cukup lama disana, namun kekecewaan kembali didapat karena timnas Jerman saat itu juga tak membutuhkan jasanya. Anomali kembali muncul saat pelatih timnas Qatar saat itu Phillipe Troussier menawaktan Ailton untuk membela negara Qatar, hati Ailton pun berbunga-bunga dan dirinya pun menginginkan hal tersebut. Tapi apa daya, FIFA melarang karena Ailton tak ada faktor yang membuat dirinya dapat membela negara timur tengah tersebut, dirinya tak memilki hubungan darah dengan negara Qatar dan tak pernah tinggal lama di negara tersebut.
Masa emas Ailton habis ketika dirinya bermain di klub seteru werder bremen yakni Schalke,disana dia gagal menunjukan performanya seperti saat bermain di mantan klubnya, akhirnya dirinya pun berpindah-pindak klub, sepanjang tahun 2006 hingga 2011 Aiton membela 11 klub antara lain. besiktas di Turki, lalu kembali ke Jerman dengan hamburger SV dengan status pinjaman, hanya mencetak 3 gol dari 13 pertandingan sehingga di musim berikutnya dia bermain di Serbia bersama Red Star Belgrade, lalu berturut-turut bermain di Grrasshopper, MSV Duisburg, Metalur Donetsk, SCR Attach.
Gagal bermain di eropa, Ailton pulang kampung dengan bermain di Campinese dan hanya bermain sekali dipertandingan resmi. Dirinya akhirnya memilih bermain di Asia, tepatnya di China dengan membela Chongqing Lifan dengan caps 5 di pertandingan resmi.
Ailton memang tak bisa lepas dari Jerman, di akhir karirnya dia memilih klub divisi 6 BFV Hassia Bingen, masuk di menit 68 dan membawa klub tersebut mencetak rekor penonton, terdapat 1300 pasang mata hadir menyaksikan Ailton di usia senjanya. Di klub ini juga Ailton menyatakan pensiun dari dunia sepak bola, dunia yang membesarkan namanya.
Ailton sebuah anomali dimana pemain hebat yang tak pernah sekalipun merasakan berseragam tim nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H