PSSI di mana Sekjen PSSI, Yunus Nusi dan Exco PSSI, Juni Rachman diduga tengah menyusun kekuatan untuk mengkudeta untuk menyingkirkan Ketua Umum PSSI, Mochmad Iriawan.
Mantan Komiter Etik FIFA, Dali Tahir menyoroti adanya gonjang-ganjing dalam tubuhHal tersebut sebelumnya diketahui ketika pengamat sepakbola, Tommy Welly atau yang akrab disapa Bung Towel membuat pernyataan mengejutkan dalam kanal Youtube Pribadinya, Gocek Bung Towel pada Selasa, 27 Desember 2022 di mana ia mengatakan bahwa baik Yunus Nusi dan Juni Rahman tengah mengumpulkan beberapa pemilik suara dalam Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI untuk mendukung calon ketua umum PSSI lainnya dalam agenda KLB yang akan berlangsung pada Februari 2023 mendatang.
"Ada satu sejarah kelam di negara kita ini dari zaman Singosari, Ken Arok itu. Saya bilang ini Sindrom Ken Arok, yaitu berkhianat yang tengah menjangkit dalam tubuh PSSI," kata Dali pada Kamis (29/12/2022).
"Itu gak hilang dalam persepakbolaan kita. Kalo kita mengikuti yang disebut dengan jejak sejarah masalahnya kok sepakbola kita pengurus terus yang ribut, masalahnya PSSI saja yang diribut-ributi karena politik," sambungya.
Pria yang pernah menjadi Chairman bagi klub asal Australia, Brisbane Roar FC itu mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan oleh Exco dan Sekjen PSSI ini terindikasi kuat ada yang menyuruh mereka melakukan Tindakan pengkhianatan tersebut.
"Bagaimana mereka bisa mengumpulkan orang tujuh sampai delapan Asprov Sumatera datang ke sini (Jakarta) menginapkan mereka di hotel, nah itu yang bayarin siapa?" ungkap Dali.
Dali sendiri menyatakan bahwa jelas Tindakan yang dilakukan oleh Sekjen dan Exco PSSI tersebut  menurutnya sudah melanggar Statuta FIFA maupun PSSI dan hukumannya pun berat.
"Saya tidak mau ada yang merusak statuta PSSI. Statuta FIFA. Saya kan lama menjadi komite etik FIFA. Kembali soal Sekjen. Sekjen ini harus diadili oleh komite etik dan usul saya seperti yang saya lakukan di FIFA bahwa (mereka) dilarang berkecimpung dalam dunia sepakbola seumur hidup,"Â tutupnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H