Mohon tunggu...
Handy Ferdian
Handy Ferdian Mohon Tunggu... -

Hanya murid biasa.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pentingnya Humanisme

26 Mei 2017   14:28 Diperbarui: 26 Mei 2017   14:33 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

                Pernahkah kalian berpikir, bagaimana dunia tanpa kebebasan berbicara? Bagaimana keadaan negara kita tanpa adanya kritik terhadap pemerintahan? Dan, bagaimana nasib kita jika kita tidak tahu menahu akan cara untuk menghadapi masalah yang ada. Itulah humanisme, paham yang membawa kita sampai ke titik ini. Paham yang membawa kita bias berkembang dalam kehidupan. Paham yang amat penting, dan tentunya yang akan menyulitkan kita jika kita tidak menganutnya.

                Lalu, sebenarnya apa itu humanisme? Humanisme merupakan paham yang tercetus pada era rennaisans, yakni pada era kebangkitan Yunani dan Romawi Kuno tujuh abad yang lalu. Paham ini terbentuk karena adanya penentangan atas paham dan aturan – aturan yang dibentuk oleh gereja kala itu. Paham ini pun terus kita gunakan hingga saat ini sebagaui hak dasar manusia, yakni hak menyatakan pendapat.

                Seberapa pentingkah humanisme bagi kehidupan kita? Tentunya sangat penting. Kita bisa berbicara dan mengkritik dengan bebas pun karena adanya paham ini. Singkatnya paham inilah yang telah memberikan kita kewenangan untuk mengekspresikan diri kita sebagai manusia. Bayangkanlah jika tidak adanya paham humanisme ketika negara ini terbentuk. Tentunya kita tidak akan bisa bebas mengekspresikan diri kita di khalayak umum. Seperti halnya ketika kita dipimpin oleh presiden kedua RI. Kala itu, aktifis dan wartawan tidak bisa asal mengkritik pemerentihan. Jika mereka melakukannya mereka pasti akan hilang tanpa ada kabar apapun.

                Namun, dibalik indahnya menganut paham ini, terdapat potensi buruk penyalah gunaan humanisme, yakni terbentuknya paham humanisme ekslusif. Paham ini terjadi ketika kebebasan berjalan di luar kendali. Seperti terjadinya pengkotak – kotakan keadaan manusia. Mengkotak – kotakan manusia berdasar pada agama, ras, etnik, dan tingkat kekayaan terbentuk karena humanisme berjalan di luar kendali. Terlalu bebasnya mengemukakan pendapat kita dapat berakhir kepada “kerasisan” itu sendiri.

                Humanisme memanglah sangat berguna bagi manusia. Namun, kita harus pandai dalam menganutnya. Jangan sampai salah langkah ataupun berlebihan. Baik buruknya hal ini kita harus bisa menyikapinya dengan tegas agar kita tidak terjerumus ke dalam bentuk humanisme yang buruk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun