Tren yang sedang gandrung di Kota Bandung tidak lagi naik seperti sebagai mana mestinya, tren bersepeda. Padahal sudah banyak pedagang ritel sepeda yang membakar habis modalnya untuk menyediakan stok sepeda yang cukup banyak.Â
Selain itu pemerintah Kota Bandung yang bekerjasama dengan dinas perhubungan dan dinas pekerjaan umum menyediakan fasilitas bersepeda dalam bentuk jalur khusus sepeda yang notabene jalur tersebut terlihat hanya sebagai hiasan saja karena pengguna sepeda dari hari ke hari semakin menurun.
Terhitung sejak dibukanya masa kebiasaan baru atau yang kita kenal dengan new normal angka pesepeda di Kota Bandung terhitung naik sangat signifikan. Ini terlihat ketika pada hari libur yang hampir disetiap sudut kota Bandung terlihat para pengguna sepeda dengan atribut new normalnya.Â
Padahal jika dibandingkan saat sebelum pandemi Covid-19 ini terjadi, volume pesepeda hanya memenuhi titik-titik tertentu saja seperti Dago, Caringin Tilu, dan beberapa spot taman kota.
Tapi, beriringan dengan waktu dan mulai dilonggarkannya lagi penggunaan kendaraan bermotor para sepeda kian hari makin berkurang. Mungkin ini adalah salah satu penyebab kenapa para pesepeda mulai turun jumlahnya.
Dilain sisi adalah tidak terciptanya keamanan untuk para pesepeda meskipun disediakannya jalur khusus sepeda. Ini terlihat dari abainya para penindak hukum atas parkir liar yang duduk diatas jalur sepeda. Serta tidak jelasnya aturan penggunaan jalur ini, meningat jika kita bersepeda di Kota Bandung pada jalur yang benar para pesepeda seakan "diminta" mengalah oleh kendaraan bermotor.
Penyebab yang lainnya juga adalah bersepeda kini tidak lagi menjadi ajang untuk berlomba menyehatkan tubuh, melainkan sebagai kontes bak pagelaran sepeda-sepeda dengan harga selangit. Padahal pesan utama dalam bersepeda adalah bukan semahal apa sepedamu tapi sebanyak mana kalorimu terbakar.Â
Rasa minder dan iri hati pada hati manusia akan muncul dan emosi akan hal itu tidak terbendung. Yang mana itu menyebabkan hasrat untuk bersepeda akan semakin berkurang karena gengsi yang tidak tercapai. Tidak semua pesepeda, hanya mereka yang sudah lama "terjun" di dunia bersepeda sudah kebal akan hal ini. Para pemula dan pengikut baru yang akan "kaget" atas fenomena ini.