Mohon tunggu...
Handry TM
Handry TM Mohon Tunggu... -

Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Perayaan Penuh Kepiluan

1 Januari 2017   01:51 Diperbarui: 1 Januari 2017   02:40 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Imajinasi yang muncul di dalam pemikirannya (feel imagination) adalah, Imajinasi Waktu Subjektif dan Imajinasi Waktu Objektif.  Waktu Subjektif dirasakan bersamaan dengan rujukan batin kita sendiri. Contohnya adalah, setahun hidup menderita kualitasnya akan berbeda dengan setahun hidup sejahtera, meski volume waktunya sama. Sedangkan Waktu Objektif  harus mengikuti rujukan orang banyak. Misalnya kejadian kalender, jam dan kejadian nyata yang tidak terpungkiri.

Pada perkembangan filsafat modern, muncullah kritik keras Immanuel Kant, filsuf Jerman. Ia menentang keras pemaksaan mengenai Waktu Objektif sebagai anutan. Menurut Kant, Imajinasi Waktu Subjektif-lah yang layak dikedepankan. Dengan demikian, pemahaman tentang waktu tidak terpisahkan dengan ruang, dan itu bisa tercipta jika menggunakan ukuran Waktu Subjektif.

Dalam keterbatasan manusia, biasanya waktu hanya ditandai dengan kejadian-kejadian fenomenal. Seperti tentang kelahiran dan kematian, juga mengenai pertemuan dan perpisahan. Penandaan waktu dibarengi upacara-upacara, sekadar menengarai bahwa kita telah sampai pada masanya.

Peristiwa tutup tahun, yang kita tangkap hanyalah sebuah pesta. Pesta menandai telah kita lalui segala tugas setahun penuh, dan akan menyongsong harapan yang lebih baik. Jargon itu bersifat sangat normatif. Ketika di termin waktu ke depan manusia tidak seberhasil meraih harapan, ia tidak berani menyatakan sebagai sebuah kegagalan.

Pesta kembang api, makan-makan dan dansa-dansi, sekadar pengalihan derita. Manusia menyimpan rapat-rapat derita masa lalu dan membalut dengan harapan  baru yang belum pasti. Perayaan yang sedang kita persiapkan ini sebenarnya sintetis. Ia memadukan pemikiran transaksional dengan kemuliaan. Harapan di tahun depan, sebenarnya kita sendiri tidak berani memastikan.

Berilah kemafhuman terhadap seseorang menangis terguguk di tepi jalan. Mungkin ia sedang tidak berbahagia. Siapa tahu ia tidak tahu seperti apa nasib berikutnya. Pesta pergantian tahun sebenarnya bukan merayakan kegembiraan, melainkan sedang meratapi kepiluan. Anda boleh berdoa di dalam kamar, meski yang lain berosrak-sorai di jalanan. Bukankah kepiluan itu self control yang tak dimiliki semua orang.

Selamat Tahun baru 2017.

Penulis adalah pengelola Ezzpro Media.

Quotes   

“Demikianlah cara manusia menandai pergerakan zamannya. Ia membuat terminologi dengan jeda.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun