Metal Fatigue adalah salah satu hal yang dapat menyebabkan terjadinya musibah dalam penerbangan.
Disclaimer: Status ini tidak membahas musibah penerbangan yang terjadi pada SJ-182 PK-CLC. Apa yang menyebabkan terjadinya musibah penerbangan pada SJ-182 PK-CLC sebaiknya tetap menunggu tuntasnya penyelidikan KNKT.
Status ini hanya laksana dongeng sebelum tidur, untuk mengendorkan syaraf kepala setelah berkutat di depan lap-top mengejar target penyelesaian tugas. Gara-gara badan oleng karena kelelahan, mendadak teringat pesawat pun bisa mengalami musibah penerbangan karena mengalami metal fatigue atau  kelelahan logam.
Sama seperti tubuh kita yang membutuhkan istirahat. Pesawat juga bisa mengalami kelelahan. Apa Itu Kelelahan Logam di Pesawat? Kelelahan adalah kejadian umum di antara semua badan pesawat logam. Karena siklus penerbangan yang berulang dan sering digunakan, elemen logam pesawat menjadi melemah seiring waktu, dan pada akhirnya akan membutuhkan perhatian dan perbaikan.
Berikut sejumlah Musibah Penerbangan yang disebabkan karena terjadinya Metal Fatigue:
Ternyata jika kita telusuri, banyak musibah penerbangan yang terjadi akibat metal fatigue pada pesawat. Pada tahun 1948 Northwest Airlines Penerbangan 421 jatuh karena fatigue failure pada a wing spar root. Pada 10 Januari tahun 1954 British Overseas Airways Corporation Flight 781, pesawat jenis De Havilland Comet 1 nomor registrasi G-ALYP, mengalami dekompresi eksplosif di ketinggian dan menabrak Laut Mediterania, 6 orang crew dan 29 penumpang tewas semuanya. Dalam laporan penyelidikannya disebut penyebabnya adalah "structural failure of the pressure cabin, brought about by fatigue" atau ringkasnya penyebabnya adalah fuselage failure atau kerusakan pada badan pesawat akibat terjadinya metal fatigue failure yang menyebabkan dekompresi. Pada 8 April 1954, South African Airways Penerbangan 201,  pesawat jenis De Havilland Comet 1 jatuh, 7 crew dan 14 penumpang. tewas. Penyebab adalah metal fatigue failure dalam penerbangan yang menyebabkan terdekompresi dan pecah. Pada 17 Maret  1957 "Mt. Pinatubo", pesawat kepresidenan Presiden Filipina Ramon Magsaysay, dengan jenis pesawat Douglas C-47  jatuh karena kerusakan mesin disebabkan oleh metal fatigue atau kelelahan logam. Pada tahun 1968, Los Angeles Airways Penerbangan 417 kehilangan satu bilah rotor utamanya karena fatigue failure.
Pada tahun 1968 MacRobertson Miller Airlines Flight 1750 kehilangan sayap karena perawatan yang tidak tepat sehingga terjadi fatigue failure. Pada tahun 1977 Dan-Air Boeing 707 jatuh, disebabkan oleh fatigue failure yang mengakibatkan hilangnya kemampuan stabilisator horizontal kanan . Pada tahun 1980 LOT Flight 7 jatuh karena terjadinya fatigue pada poros turbin mesin mengakibatkan engine disintegration sehingga menyebabkan pesawat hilang kendali.Â
Pada tahun 1985 Japan Airlines Flight 123 jatuh setelah pesawat hilangnya kemampuan vertical stabilizer atau penstabil vertikal karena perbaikan yang salah satu the rear bulkhead. Pada tahun 1988 Aloha Airlines Penerbangan 243 terdekompresi karena fatigue failure Pada tahun 1989 United Airlines Flight 232 kehilangan mesin ekornya karena fatigue failure. Pada tahun 1992 El Al Flight 1862 kehilangan kedua mesinnya sayap kanan karena fatigue failure pada pemasangan tiang mesin. Pada tahun 2002, China Airlines Penerbangan 611 hancur penerbangan karena material fatigue .Â
Pada tahun 2005, Chalk's Ocean Airways Flight 101 kehilangannya sayap kanan karena material fatigue yang disebabkan oleh praktik pemeliharaan tidak memadai .Â
Sejumlah musibah penerbangan yang terjadi pada pesawat De Havilland Comet 1 di masa itu laksana "wake up call" bagi dunia penerbangan, karena untuk pertama kalinya material fatigue diakui sebagai masalah serius di dalam dunia penerbangan.Masih banyak lagi musibah penerbangan lainnya yang terjadi akibat metal fatigue.
Referensi: