Kami adalah keluarga kecil yang menyukai berpetualang. Kami terdiri dari ayah, ibu dan tiga anak perempuan imut. Petualangan menjelajah alam sangat kami gemari. Terakhir kami berhasil mencapai air terjun Maribaya di Taman Hutan Rakyat Djuanda, Bandung meski harus berjalan mendaki. Tak lupa kami menjelajah goa Jepang yang ada di Taman Juanda. Oktober lalu, target kami tak lagi hanya menjelajah hutan dan air terjun. Melainkan mengajarkan pengalaman untuk snorkling dan berenang langsung di lautan.
Karena puteri no.3 kami adalah pengemar gajah, maka keinginan untuk mengajarkan snorkling digabung dengan kegiatan menunggang Gajah di alam yang alami. Sensasi menunggang gajah sambil memandang perbukitan tentu jelas lebih seru daripada "sekedar" menunggang kuda di Taman Safari Bogor. Jadilah kami terbang ke Lampung. Belum puas rasanya kami terbang, ternyata pesawat telah sampai di kota tujuan. Maklum jarak tempuh Jakarta-Lampung kurang lebih 30 menit saja,
Sayangnya cuaca sedikit kurang bersahabat. Hujan gerimis menyapa kami sedari dini hari saat kami bersiap untuk "berburu" gajah. Untungnya kami selalu sedia minyak kayu putih aromatherapy dari Cap Lang. Guna pencegahan, masing-masing tubuh terutama perut dan punggung kami oleskan minyak kayu putih aroma therapy dari Cap Lang sebelum menjelajah taman satwa yang memiliki beraneka ragam binatang peliharaan, dari buaya, beruang madu hingga gajah yang dikirim langsung dari Way Kambas. Meski hujan gerimis masih setia menemani, kami tak terlalu khawatir karena telah terlindungi oleh hangatnya minyak kayu putih aroma therapy dari Cap Lang. Puas rasanya ketiga puteri kami naik di atas punggung gajah sembari melihat perbukitan yang asri dan alami serta mendengarkan kemerduan tiupan harmoni dari si gajah. Puteri ke-3 kami bahkan naik gajah hingga dua kali putaran.
Puas bermain gajah, perjalanan kami lanjutkan mengarah ke Kalianda untuk melihat anak gunung Krakatau yang mempesona. Usai menempuh dua jam perjalanan dan mengisi perut yang sedari tadi keroncongan, ketiga puteri kami tak sanggup lagi menahan diri untuk tidak berenang di kolam renang yang tersedia di kawasan tempat menginap. Waktu telah menunjukkan pukul sembilan malam lewat dan gerimis yang tak kunjung reda tak membuat hati kami kecil, sebab kami selalu sedia minyak kayu putih aroma therapy dari Cap Lang . Usai berenang ketiga puteri kami pun mandi dan pencegahan pertama terhadap masuk angin pun kami oleskan. Minyak kayu putih aroma therapy dari Cap Lang pun menghantarkan nyenyak-nya tidur ketiga puteri kami yang sudah kelelahan dan kekenyangan usai berenang dan mandi dan makan malam serta dipeluk kehangatan minyak kayu putih aroma therapy dari Cap Lang.
Hari ke-2 liburan, mendung dan gerimis masih juga setia menemani. Namun kami tak cemas karena minyak kayu putih aroma therapy dari Cap Lang setia menemani. Usai sarapan kami langsung menyiapkan diri berganti baju berenang. Awalnya puteri ke-2 dan ke-3 kami yang masih duduk di bangku sekolah dasar sempat ketakutan karena harus berenang di lautan langsung. Namun setelah membiasakan diri dengan alat snorkling dan bernafas dengan alat snorkling-nya serta dibantu dengan mengunakan pelampung, ketiga puteri kami yang baru pertama kali mencoba snorkling pun keasikan.
Meskipun kami akan langsung terbang ke Jakarta, kami tak khawatir karena aroma therapy dari minyak kayu putih eucalyptus yang kami oleskan tak akan menganggu karena aromanya berbeda dengan minyak kayu putih lainnya. Minyak kayu putih aroma therapy dari Cap Lang justru sangat wangi dan segar, karenanya kami tak perlu khawatir ketika megoleskannya meski beberapa saat lagi kami akan terbang. Itulah kisah petualangan snorkling pertama ketiga puteri kami. Bersama minyak kayu putih aroma therapy, pengalaman snorkling pertama di tengah gerimis pun aman dan membahagiakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H