"Di sekolahan yang nggak dapat KJP siapa saja, Nak?"
"Kalau di kelasku cuma dua orang, Ma" jawab anak kedua saya yang duduk di bangku kelas 5 SD.
"Di kelasku juga yang nggak dapat juga cuma dua orang Ma," jawab anak ke-3 saya yang duduk di bangku kelas IV SD.
"Dikelasku yang dapat cuma lima orang, Ma," jawab putri sulung saya yang duduk di bangku kelas 3 SMP. Ketiga puteri saya memang sekolah di sekolah negeri.
"Lhah dulu kan aku kelas 1 juga dapat KJP Ma, tapi mama tolak," terang putri ke-2 saya yang memang ranking 1 sejak kelas 1 hingga kelas 5 SD sekarang.
"Hah? masa sih kita dapat. Kan mama kerja? kirain KJP buat anak-anak yang orang tuanya tidak memiliki pekerjaan tetap," jawab saya.
"Kita dapat karena waktu itu kan aku ditanya tinggal dimana, ya aku jawab apa adanya, kontrak di slipi Ma," jawab Putri ke-2 saya.
"Oh.."
"Tapi kebenaran Ma, ditolak jadi dialihkan ke Sarah," kata puteri ke-2 saya.
"Memang kenapa sih Ma?" tanya puteri sulung saya. Saya pun menceritakan apa yang saya alami waktu saya beli seragam.
"Dapatnya berapa sih? tiga ratus atau berapa tiap bulan?" tanya puteri pertama saya.