Ironisnya.. kerap orang minta kursi di emergency exit hanya karena ingin duduk lebih nyamana dan lapang.. >:< saya sendiri selalu merasa khawatir kalau "dipercaya" duduk di emergency exit sebab itu berarti saya harus siap siaga mendorong pintu yang berat dengan tenang pada saat kondisi darurat yang tentunya membuat otak jadi tak sewaras biasanya dan kesigapan harus bertarung dengan kegugupan.
Semakin besar ukuran pesawat, semakin banyak emergency exitnya. Sama halnya dengan pernikahan kali ya ? Satu hal penting lainnya, sama halnya dengan emergency exit memiliki persyaratan yang ketat, demikian halnya dengan perceraian.
Jika dalam emergency exit standar yang berlaku adalah berapapun jumlah dan bagaimanapun desain emergency exit doors, syarat utama yang harus dipenuhi adalah emergency exit itu dapat mengeluarkan seluruh penumpang, kru kokpit, serta kru kabin dalam waktu paling lama 90 detik bahkan dengan kondisi separuh jumlah pintu mengalami blokade sekalipun. Jadi demikian pula dengan perceraian.. harus mampu menjamin keselamatan semuanya.. baik suami sebagai pilot, istri sebagai co-pilot dan penumpang..
Sama halnya dengan berbagai bentuk emergency exit.. seperti di Boeing 737-900ER, ada 10 emergency exits, terdiri dari dua pintu utama di bagian depan dan belakang pesawat (kanan dan kiri), dua jendela darurat di dinding kanan dan kiri (total empat jendela darurat, di deretan nomor 20 dan 21), dan dua pintu darurat (kanan dan kiri) pada deretan kursi nomor 31. Uniknya, masing-masing pintu atau jendela darurat ini memiliki cara buka yang berbeda-beda. Tuas pembuka emergency door di deretan kursi nomor 31 kanan dan kiri pada dinding kanan pesawat dibuka dengan menggerakkan/memutarnyake arah kanan. Semua emergency windows pada deretan kursi 20 dan 21 dibuka dengan menggerakkan tuas ke arah kiri. Pintu utama di bagian belakang dan depan pesawat di dinding kanan dibuka dengan memutar tuas ke arah kiri, sementara pintu utama depan dan belakang pesawat di dinding kanan dibuka dengan memutar tuas ke arah kanan.. demikian juga perceraian.. tapi sekali lagi.. emergency exit hanya digunakan pada saat pendaratan darurat.. evacuate.. evacuate.. #percayalah dalam setiap kali penerbangan kita selalu akan berdoa agar tidak mendengar kalimat itu dalam penerbangan, tapi begitu kita mendengar kata itu mau tidak mau kita harus siap membuka emergency exit demi keselamatan kru cockpit, kru kabin dan semua penumpang..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H