Mohon tunggu...
Handoyoputro
Handoyoputro Mohon Tunggu... Freelancer - Personal Life Coach

Personal Life Coach, Licensed Practitioner of Neuro Linguistic Programming, Certified Hypnotherapist, Certified Instructor

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bukan Cuma Sugesti, Belajar Sehat dari Perilaku Sel

2 September 2017   11:36 Diperbarui: 2 September 2017   12:00 1138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SUGESTI BUKAN ILUSI

"Ah, itu kan Cuma sugesti", mungkin anda sering mendengarkan kata seperti itu.  Apa sebenarnya yang dinamakan sugesti itu?   Mengapa kita sering meremehkannya denga kata "Cuma"?. Seolah olah kondisi yang mereka hubungkan dengan sugesti itu terjaadi secara kebetulan.

Apakah memang sugesti itu memang benar benar terjadi karena kebetulan?

Sudah lama kita ketahui bahwa pikiran sangat berpengaruh terhadap kesehatan kita. Hanya saja hubungannnya terkadang hanya dipandang sebelah mata karena dianggap sebagai sugesti saja. Seolah hubungannya terjadi begitu saja, tanpa sebab sebab dan proses yang jelas.

Itulah sebabnya banyak peneliti yang ingin mengetahui, apa sebenarnya yang terjadi sehingga pikiran bisa mempengaruhi kesehatan. Salah satu peneliti itu adalah Bruce H Lipton P.hd. Penelitiannya itu kemudian dituangkannya dalam buku The Biology of Beliefe.

PENELITIAN TENTANG PERILAKU SEL

Untuk memahami keterkaitan antara kesehatan dan pikiran, penelitian dilakukan terhadap sel endotel yang di klon, yaitu sel yang melapisi pembuluh darah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perilaku sel ketika menghadapi sinyal lingkungan, yaitu sinyal histamin dan sinyal adrenalin.

Histamin merupakan sinyal lokal dari sebuah sel untuk melindungi dirinya dari bahaya. Sedangkan adrenalin merupakan sinyal yang berasal dari sistem syaraf pusat suatu organisma.

Kemudian untuk menngetahui perilaku itu, penelitian dilakukan pada tombol persepsi membran, yang mengendalikan perubahan perilaku sel, dari perilaku yang satu ke perilaku yang lainnya. Tombol persepsi membran yang diteliti adalah reseptor protein yang merespon histamin, yaitu molekul yang digunakan oleh tubuh untuk memberikan tanda bahaya.

Ada 2 jenis tombol yang sama sama merespon histamin, yaitu H1 an H2. H1 adalah tombol yang memberikan respon perlindungan seperti menghindar dari racun.  Sedangkan H2 adalah tombol yang memberikan respon pertumbuhan, seperti reaksi sel mendekati makanan.

Penelitian juga dilakukan terhadap reseptor protein yang merespon adrenalin. Adrenalin  juga merupakan molekul yang digunakan tubuh untuk memberikan tanda bahaya. Seperti halnya tombol yang merespon histamin, di sini juga terdapat 2 tombol yang merespon adrenalin yaitu tombol alfa dan tobol beta. Tombol Alfa memberikan respon perlindungan dan Tombol beta memberikan respon pertumbuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun