Persahabatan dua mahluk yang berbeda ini seakan terus berjalan, tak ada yang tahu kapan persahabatan ini dimulai. Disebut persahabatan karena keduanya tidak saling menyakiti, keduanya saling diuntungkan. Padahal burung kuntul bisa saja dijadikan santapan lezat - dipanggang, digoreng, disate - oleh petani. Yah... nggak seru, yang dipikirkan cuma makan aja. Itu tidak dilakukan petani. Burung Kuntul ini setengahnya tidak mengganggu bagi petani yang sedang membajak sawah. Memang burung-burung putih jangkung ini sering menghampiri petani yang sedang membajak sawah, untuk apa ya...? untuk mencari sesuatu dalam tanah yang bisa dimakan, seperti cacing. Saya pernah melihat seorang petani yang sedang membajak sawah dengan traktor, dikerumuni segerombolan burung kuntul ini. Burung-burung ini selalu membenamkan paruhnya mencari cacing atau apalah...sehabis tanah sawah dibolak-balik oleh traktor. Selain cacing atau binatang kecil dalam tanah, burung kuntul ini suka memangsa belalang dan serangga lainnya. Belalang dan serangga lainnya ini merupakan hama, musuh besar para petani. Burung kuntul ini dianggap sebagai "teman" karena mereka ikut andil dalam membasmi hama. Burung-burung kuntul yang saya sering jumpai ini dari jenis Kuntul Kerbau (Bubulcus ibis), dengan ciri-ciri: tubuh berukuran kecil, kepala - leher - dada - punggung berwarna jingga pupus, leher pendek. Jenis burung ini banyak ditemukan di daerah Sleman. Burung-burung ini agak susah dipotret - tidak mau dijadikan model foto - karena langsung terbang kalau saya dekati. Burung-burung ini tahu bahwa saya bukan "temannya". Â Tapi tidak apa-apa kalau burung-burung itu tidak mau dijadikan teman, yang penting buat saya adalah saya ikut senang melihat persahabatan ini, mahluk-mahluk dapat hidup rukun di alam yang indah ini. Mari kita jaga alam ini. Lokasi: Cangkringan Kalasan; Waktu: 31 Maret 2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H