Mohon tunggu...
Han
Han Mohon Tunggu... pegawai negeri -

HaMdy alias Handono Mardiyanto. Penulis sosial, spiritual. Buku terbaru, Telaga Bahagia Syaikh Abdul Qadir Jailani (Republika Penerbit, 2014).\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jerit Kaum Marhaen

15 Agustus 2015   09:19 Diperbarui: 15 Agustus 2015   09:19 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Benar ya Bung, dulu di zaman kolonial terpampang papan di tempat umum:

Verboden voor Honden en Inlander (Terlarang untuk Anjing dan Pribumi),

dan karena itu, Bung berjuang dan berhasil mengucap proklamasi 17 Agustus 45,

70 tahun kemudian Bung, banyak pribumi tergusur dari kampungnya,

sebab di sana dibangun rumah-rumah megah nan mewah miliaran rupiah,

kaum marhaen paling cuma jadi satpam dan babu di situ,

juga jongos di negeri orang,

apa yang salah, Bung?

bukankah dulu Bung pernah berkata kemerdekaan adalah jembatan emas?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun