Pernah melihat lukisan Monalisa? Mungkin cuma Leonardo Da Vinci dan seniman lukis sekelas dia yang bisa menghasilkan lukisan seindah dan semisterius itu. Tapi cukup berbekal spidol hitam dan keisengan, siapa saja bisa mengubah lukisan itu. Misalnya menambahkan kumis di atas bibir Monalisa. Atau memberi satu titik tai lalat di ujung matanya.
Bisa kan?
Seperti sebuah lukisan yang terdiri dari jutaan partikel, demikian pula dunia ini merupakan akumulasi dari kita semua.
Hanya Tuhan Sang Maha Pencipta yang bisa berkreasi menciptakan dunia dengan segala isinya. Dengan hukum-hukum fisika yang menjaga planet-planet tetap berputar, bergerak dan berevolusi di jalurnya masing-masing. Menciptakan ekosistem yang saling menunjang dan siklus hidup dengan rantai makanan yang saling menjaga keseimbangan. Menciptakan berbagai makhluk mulai dari yang imut sampai yang seram. Dst.
Namun sama seperti seorang pengunjung yang iseng dan berbekal spidol hitam tadi, kita punya kekuatan untuk mengubah dunia, dengan mengubah sebagian kecil dari dunia itu tadi.
Level kekuatannya tentu berbeda-beda, seorang presiden yang memegang tampuk kekuasaan sebuah negara tentu memiliki kemampuan untuk mengubah dunia lebih besar dari seorang kepala desa. Atau seorang milyuner pemilik perusahaan multi nasional tentu memiliki kemampuan untuk mengubah dunia lebih besar dari seorang penjaga toko kelontong.
Lepas dari levelnya, setiap dari kita memiliki kemampuan untuk mengubah dunia.
Karena, setidaknya, diri kita sendiri ini bagian dari dunia.
Mengubah kebiasaan kita yang buruk menjadi kebiasaan baik, artinya, meskipun hanya sedikit, sudah mengubah dunia menjadi lebih baik.
Jadi lepas dari besar kecilnya tanggung jawab kita pada dunia, setiap dari kita punya tanggung jawab. Karena setiap dari kita telah diberi kekuatan untuk mengubah dunia.