Dalam posisi seperti itulah sekecil apa pun kemurahan hati yang ditunjukkan oleh pengguna jalan yang lain, menjadi setetes embun sejuk yang meredakan kekeringan dalam hati saya.
Ketika motor-motor mau memberi ruang, ketika ada yang bersedia berhenti sejenak agar saya bisa menyeberang jalan, dan ketika ada yang menepi untuk menawarkan untuk menumpang.
Sembari berjalan kaki, setapak demi setapak, saya buang kekuatiran dalam benak saya. Sedikit demi sedikit, saya belajar memasrahkan kembali semuanya pada Yang Memberi Hidup. Mengamini bahwa ada banyak hal yang berada di luar kontrol saya dalam kehidupan ini.
Sambil mendapatkan kekuatan dari setiap kebaikan yang saya rasakan dari sesama pengguna jalan yang berkenan menunjukkan empati mereka. Orang-orang yang tidak saya kenal siapa namanya, tapi saya tahu mereka bersedia mengorbankan sedikit dari apa yang mereka punya, untuk orang lain yang mereka pandang lebih membutuhkan. Tanpa bertanya siapa presiden pilihanmu, apa agamamu, atau melihat apa warna kulitmu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI