Mohon tunggu...
Handoko Suhendra
Handoko Suhendra Mohon Tunggu... Swasta -

Supel

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cuitan SBY Berujung Komentar Pedas Antasari

24 Januari 2017   10:34 Diperbarui: 24 Januari 2017   10:41 3627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : cerianews.com

4. Ya Allah, ingatkan kami bahwa “ajining diri ono ing lathi, ajining diri ono ing cuitan”. Artinya harga diri itu ada di ucapan, harga diri itu ada di cuitan.

5. Ya Allah, jauhkan par pemimpin kami dari JARKONI “biso ngajar ora biso nglakoni”. Artinya bisa mengajari tapi tak bisa melakukan apa yang diajarkan.

6. Ya Allah, jangan lupakan kami dari petuah leluhur “ojo metani alaning liyan”. Artinya jangan mencari keburukan orang lain.

7. Ya Allah, jangan ubah “lengser keprabon madeg pandhito” menjadi “lengser keprabon madeg CAKIL”. Artinya setelah berkuasa berubah menjadi orang yang terhormat, menjadi, setelah berkuasa menjadi orang yang buruk.

Cuitan tersebut didapat dari salinan sepucuk surat yang ditulis sendiri oleh Anas dibalik jeruji penjara. Dari poin pertama sampai dengan point ke tujuh, narasinya cukup jelas dan tanpa meraba-raba lagi saya pun berpendapat bahwa hal terse but ditujukan kepada sang mantan yang selalu prihatin.

Tidak ada yang aneh dan cukup beralasan jika Anas menuliskan hal tersebut. Sebagai teman satu partai pada waktu itu, Anas merasa didzolimi oleh sang mantan yang berujung pidana 8 tahun penjara lantaran kasus korupsi proyek 'Hambalang' yang menjeratnya. Anas mengklaim bahwa SBY adalah orang yang paling bertanggung-jawab atas dijebloskannya dia ke penjara. Dan itu termasuk kader demokrat lainnya yang sama-sama masuk bui dikasus yang sama.

"Katakan tidak pada-hal korupsi"

Sungguh memperihatinkan untuk partai penguasa sekaliber demokrat kala itu. Dan hal tersebut jugalah yang memicu perolehan angka partai demokrat turun drastis di Pemilu 2014. Publik sudah mulai pintar dalam menanggapi isu yang berkembang dimasyarakat, keprihatinan publik kepada partai pimpinan SBY sudah mulai luntur secara perlahan.

Partai yang dulunya besar karena memanfaatkan keprihatinan masyarakat diawal terbentuknya partai, kinipun mulai mengerdil karena ulah dari pak Prihatin sendiri. Dan yang paling memprihatinkan lagi adalah kasus yang menjerat Antasari Azhar yang berujung bui dan telah dijalani selama 7 tahun 6 bulan, dengan catatan bebas bersyarat.

Berawal dari tewasnya bos Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen yang ditembak di dalam mobil sedan dengan nomor polisi B 191 E seusai bermain golf di Padang Golf Modernland, Tanggerang, telah menetapkan Antasari Azhar sebagai tersangka dan sekaligus dalang dibalik pembunuhan tersebut. Dengan motif kecemburuan kepada caddy golf yang bernama Rani Juliani yang tak lain adalah istri siri korban, Antasari semakin terpojok dan hanya bisa pasrah. Tanpa bukti-bukti yang jelas, kasus tersebut terkesan ngambang dan dipaksakan karena suatu kepentingan. Sungguh memprihatinkan,,,

Tak khayal jika sampai kinipun Antasari merasa menjadi orang yang paling dizdolimi karena ulah sang mantan. Antasari adalah orang yang paling dirugikan, kehilangan pekerjaannya, nama baiknya tercoreng, dan terenggut segala kebebasannya selama berada di penjara. Beberapa kali ungkapan kekesalan keluar langsung dari mulut mantan Ketua KPK berkumis tebal ini, dan tentunya dialamatkan langsung ke SBY.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun