Mohon tunggu...
Handoko Hendroyono
Handoko Hendroyono Mohon Tunggu... -

Penulis Buku Brand Gardener

Selanjutnya

Tutup

Money

Kekuatan Kreatif di Indonesia

27 September 2012   04:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:37 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara tentang masa depan Entrepreneur dan UKM Indonesia menurut saya tak terlepas dari tiga pilar penting yaitu:

  1. Kultur
  2. Teknologi dan
  3. Bisnis.

Saya tetap berkeyakinan bahwa situasi yang CHAOTIC karena gegap gempita perubahan ini adalah justru peluang bagi yang mampu memanfaatkannya. 1. Kultur Menciptakan Cultural Relevance yang kuat dalam rangka membaca pasar sampai menciptakan pasar adalah seni tersendiri bagi pelaku bisnis saat ini. Hanya kitalah manusia Indonesia yang sebenarnya paling memahami insight-insight lokal. Dari dunia kuliner, makanan, fashion, entertainment, agriculture sampai pendidikan tentu kita memahami permasalahannya. Peluang begitu terbuka untuk digarap. 2. Teknologi Aspek teknologi terutama dunia digital; telah memberikan tantangan sekaligus peluang bagi siapapun yang mau memanfaatkan perubahannya. Dunia digital memunculkan platform-platform dan aplikasi-aplikasi baru yang merombak total persaingan. Produk maupun cara berkomunikasi seperti tak bisa mengabaikan perubahan dunia digital ini karena memang pada intinya perilaku konsumen berubah karena dunia digital. Laju perubahan dinamis dunia mobile phone tak bisa dipungkiri memberi dampak perubahan yang nyata dan tak bisa diabaikan. Terlambat adalah COST. Ketinggalan adalah potensi kekalahan. 3. Bisnis Harus diakui faktor Kultur dan Teknologi telah memunculkan pemain-pemain baru baik di level dunia maupun di Indonesia. “Anak-anak kemarin sore” bermunculan dari bangku kuliah hingga dari garasi-garasi. Dari seorang Mark Zuckerberg facebook hingga seorang Wahyu Aditya Hello Motion. Dari seorang Jake Nickell @threadless hingga seorang @MaxCROOZ. Dari brand fashion/accessories bernama @anthropology hingga brand dari Indonesia @mytulisan seperti bermunculan yang karena adanya peluang dunia baru.

Ketiga faktor tadi memberi peluang yang sangat besar pada waktu muncul inisiatif yang sangat besar. Culture of Producer memberikan peran yang sangat besar untuk mendorong kemajuan. Harus diakui bahwa keadaan ini relatif terlambat dibanding negara-negara maju katakanlah Amerika Serikat atau Eropa. Bahkan tertinggal dibanding China dari segi waktu mulainya. Threadless mulai pada tahun 2000 ketika disini kita masih sulit sekali berbicara tentang fenomena bisnis yang muncul dari komunitas online.

Ketika dunia komunikasi di Amerika, Eropa atau Jepang berbicara tentang User Generated Content pada tahun 2003/2004, saya pribadi hanya bisa membayangkan saja. Saat ini teknologinya baru memungkinkan untuk dilakukan disini. Tak ada kata terlambat dalam menangkap peluang, bagi saya menyambut perubahan dengan passionate akan menjadikan siapapun berhak untuk mendapatkan reward yang layak. Kunjungi tulisan lainnya di http://brandgardener.net

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun