Mohon tunggu...
Handoko Hendroyono
Handoko Hendroyono Mohon Tunggu... -

Penulis Buku Brand Gardener

Selanjutnya

Tutup

Money

Brand Sebagai Storyteller

27 September 2012   03:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:37 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari saya nge-twit: “Brand saat ini harus menjadi publisher dan kurator untuk menciptakan engagement”. Berangkat dari kalimat pendek yang terbatas penjelasannya saya ingin membuat cerita yang lebih panjang. Jujur saja saya menangkap fenomena ini bukan berangkat dari pertanyaan kenapa Brand sebagai publisher dan kurator dibutuhkan? Tapi lebih karena sering membuka-buka case study brand-brand yang sering dibicarakan di buku atau majalah baik offline maupun online.

Sebut saja brand @patagonia yang di facebook fans nya tertulis: Build the best product, cause no unnecessary harm, use business to inspire and implement solution to the environment crisis. Yang membuat saya kagum pada @patagonia sebuah produk clothing adalah CONTENT yang diciptakan sesuai dengan CONTEXT, artinya koneksi yang dibangun dengan audience/komunitas/fans sangat kuat. Tak heran spirit yang dimunculkan begitu authentic dan kuat.

Together we can reduce our environmental footprint. TAKE A PLEDGE

Spirit dalam rangkaian cerita melalui kata-kata dan visual yang disampaikan @patagonia begitu kuat mengalir sehingga tak terasa sebagai “jualan” akan tetapi kepentingan bersama yang mengemuka. Tak heran apa yang saya katakan brand saat ini berfungsi sebagai publisher dalam arti brand dengan content yang menarik seperti membuat cerita yang otentik ke publik. Dan juga @patagonia berfungsi sebagai kurator untuk isue/spirit yang telah dicanangkannya. Menarik untuk diperhatikan bahwa keterlibatan consumer dalam hal ini sangat tinggi. Ajakan-ajakan dari brand seperti VOTE-VISIT atau JOIN US adalah lazim dan tidak kelihatan memaksa. Ini barangkali yang disebut oleh Scott Goodson sebagai CULTURAL MOVEMENT. TOMS Shoes yang sering dibahas para marketer melakukan engagement yang sama seperti @patagonia. Lebih luar biasa lagi @TOMS melakukannya melalui media-media gratis alias tak berbayar. Memanfaatkan social media seperti facebook, twitter ataupun pinterest. Memasuki era berkomunikasi melalui content saat ini tak berarti kita asal masuk social media dan membawa content. Akan tetapi content yang kita usung haruslah secara kultural dekat dan menarik. Oleh karena itu pendekatan yang sifatnya CONSUMER-FOCUSED adalah mutlak. Disinilah seninya, bagaimana kita bisa membangun relevansinya dengan brand yang kita miliki. Akhirnya saya begitu terpana melihat sebuah foto outdoor yang indah di sebuah kapal ekspedisi dengan caption: Dan Malloy during the filming of Groundswell with RAINCOAST CONSERVATION FOUNDATION. Great Bear Rainforest, Canada. Watch the trailer : http://www.youtube.com/watch?v=PT_Dv-oIXCk. Photo Credit: Jeremy Koreski @patagonia telah membuktikan bahwa menjadi publisher dan kurator adalah sebuah upaya yang manis karena kemampuan mengundang konsumen/komunitas/fans adalah kenikmatan tersendiri. Bagaimana tidak? Fans dengan senang hati mengirimkan foton, film dan cerita menarik ke dalam rumah brand yang bernama @patagonia. Yuk kita membuat cerita yang menarik buat brand kita, karena semua memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi publisher dan kurator yang baik. Kunjungi tulisan lain di http://brandgardener.net

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun