[caption id="attachment_91687" align="alignleft" width="600" caption="Sumber: pompanojosh-insidejoshsmind.blogspot.com & kemetams.blogspot.com"][/caption] "You still stammer on the 'W' " "Well I had to throw in a few so they knew it was me". Colin Firth mungkin akan lebih gagap mengucapkan huruf 'W' dalam dialog filmnya seandainya dia tahu akan menjadi the Winner dalam perebutan piala Oscar sebagai Aktor Terbaik. 4 penghargaan Oscar berhasil direbut film The King's Speech dalam ajang 83rd Annual Academy Awards - February 27, 2011 yaitu untuk kategori Film Terbaik, Aktor Terbaik ( Colin Firth ), Sutradara Terbaik ( Tom Hooper ) dan Skenario Orisinal Asli Terbaik ( David Seidler ). Academy Awards tahun ini memang ramai diperebutkan oleh film-film yang berkualitas. Selain The King's Speech, masih ada The Social Network, Black Swan, The Fighter, Inception, The Kids are All Right, 127 Hours, Toy Story 3, True Grit, dan Winters Bone. The King's Speech pantas diacungi jempol untuk 4 penghargaan Oscar yang diraihnya. Cerita orisinal yang disutradarai oleh Tom Hooper ini mengisahkan tentang Raja George VI ( Colin Firth ) yang tiba-tiba didorong menjadi Raja menggantikan kakaknya yaitu Raja Edward III ( Guy Pearce )  yang dianggap tidak mampu dan tidak layak karena niatnya menikahi seorang janda Amerika. Mendiang ayahnya, Raja George V ( Michael Gambon ) sebenarnya berharap banyak pada anak keduanya ini karena melihat adanya jiwa kepemimpinan yang lebih baik daripada kakaknya. Itu sebabnya Raja George V terus mendorongnya untuk tampil dan bicara di publik mewakilinya yang sudah makin tua dan sakit-sakitan. Bertie -nama panggilan Raja George VI, berusaha memenuhi harapan ayahnya namun selalu terkendala dengan kelemahannya yaitu gagap dalam berbicara. [caption id="attachment_91689" align="alignnone" width="616" caption="Sumber: Bigpondmovies.com"]
[/caption] Kegagapannya nampaknya muncul karena trauma masa kecil bersama pengasuhnya. Mikrofon, lampu rekaman yang berwarna merah, dan banyaknya orang yang melihat, membuatnya makin tidak percaya diri dan takut dengan "bayangannya" sendiri. Bahkan untuk mengucapkan satu kata pun dibutuhkan waktu cukup lama sehingga menjadi pergunjingan rakyatnya. Dengan bantuan istrinya Queen Elizabeth Bowes-Lyon ( Helena Bonham Carter ), ia menemui seorang ahli terapi wicara - Lionel Logue ( Geoffrey Rush ). Melalui terapi yang dijalaninya, Bertie mulai menemukan kembali rasa percaya dirinya dan teknik-teknik untuk mengatasi kegagapannya. Dibalik kelemahannya, Bertie memang memiliki ketegasan dan wibawa seorang Raja yang dibutuhkan rakyatnya yang sedang dilanda ketakutan menghadapi kemungkinan perang dengan Jerman. Colin Firth menyajikan akting yang luar biasa dengan menyajikan dialog-dialog gagap yang nampak alami. Emosi yang tiba-tiba meledak dari sang raja gagap ini pun mampu mengajak penonton untuk ikut merasakan keputusasaaan yang dialaminya. Jalinan hubungan antara Bertie dan Lionel dibangun setahap demi setahap melalui berbagai keraguan, adu keras kepala, perasaan dikhianati, sampai pada satu titik kepercayaan sebagai seorang sahabat. Nampaknya kali ini Collin Firth berhasil membuktikan bahwa dia memang aktor kualitas Oscar setelah tahun lalu dia dikalahkan oleh Jeff Bridges yang menyabet gelar Aktor Terbaik lewat film Crazy Heart. [caption id="attachment_91694" align="alignleft" width="300" caption="Sumber: Star News.com"]
[/caption] Namun, akting gagap Colin tentunya akan terasa hambar jika tidak diimbangi peran Geoffrey Rush yang mengagumkan sebagai Lionel Logue. Mimik wajah, bahasa tubuh dan intonasi dialog yang diperankannya justru memperkuat karakter Bertie. Tak salah jika Geoffrey Rush pernah meraih berbagai penghargaan termasuk menjadi satu dari 25 aktor yang pernah meraih "Triple Crown of Acting" yaitu Academy Award, Tony Award dan Emmy Award. Sayang kali ini dia gagal meraih Aktor Pendukung Terbaik dikalahkan oleh Christian Bale dalam film The Fighter. Celetukan-celetukan humor ringan oleh Lionel maupun Bertie terasa pas dan berhasil ditempatkan dengan sempurna sehingga jalinan kisah tidak terasa membosankan. Tampilan gambar yang indah berkesan
old style dan sesekali menampilkan cuplikan dokumenter Hitler membawa suasana pada jaman sebelum Perang Dunia II tersebut tersaji dengan baik.
The King's Speech bukan hanya berkisah sejarah, namun juga sisi lain seorang Raja yang berjuang melawan kelemahannya, ketakutannya dan sekaligus persahabatannya dengan seorang Lionel yang sederhana, menjadikan film ini layak untuk dianugerahi 4 Piala Oscar dan tentu saja sangat layak untuk ditonton. Pa..pa..pastikan saja Anda tidak ikut menjadi ga..ga..gagap setelah menonton film ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Lyfe Selengkapnya