Mohon tunggu...
HANDI WIYONO
HANDI WIYONO Mohon Tunggu... Mahasiswa - sederhana itu penting

mahasiswa dan analis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kasus Hipnotis Online Terjadi di Banyuwangi

29 Juni 2021   16:36 Diperbarui: 29 Juni 2021   16:52 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

BANYUWANGI, Kasus hipnotis online terjadi di Kabupaten Banyuwangi  pada hari Minggu (27/6) kemarin. Kasus ini menimpa seorang laki-laki yang bernama Handoko Febririo (32 th.) di Desa Purwoharjo, Kecamatan Purwoharjo pada waktu sore hingga menjelang malam.

Kasus bermula ketika korban selesai mengantarkan putrinya dari mengaji di TPQ, tiba-tiba ia mendapatkan telepon dari seseorang yang mengaku kerabatnya yang bekerja di Bali. Si pelaku yang mengaku sebagai kerabatnya tersebut lantas mengajak korban untuk menjalankan bisnis jual beli HP dengan iming-iming keuntungan sejumlah uang yang cukup menggiurkan yaitu Rp15.000.000. Dari sana, korban diminta untuk mengirimkan sejumlah uang yang dimaksudkan untuk membeli HP dan akhirnya dijual kembali. Awalnya pelaku meminta korban untuk mengirimkan uang sejumlah Rp5.000.000 lalu turun menjadi Rp3.000.000.

Korban pada awalnya tidak memiliki uang, akhirnya meminjam uang Rp1.000.000 kepada neneknya dan mengirimkan kepada pelaku. Setelah mengirim uang tersebut, si korban baru menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Ia memeriksa nomor telepon kerabatnya dari HP istrinya, ternyata  benar saja nomor tersebut berbeda dengan nomor pelaku yang menelfonnya. Dari kejadian tersebut si korban kehilangan uang sejumlah Rp1.000.000. Kejadian telfon ini berjalan putus nyambung mulai dari sekitar pukul 16.00 sampai 19.00 WIB.

Pada saat mendapat telepon dari pelaku, korban tidak merasa curiga dan ia sangat kenal dengan suara kerabatnya tersebut. "saya mendengar dengan jelas, itu suara Mbah Antok", ucap korban. Ia juga engatakan bahwa merasa tidak enak hati jika tidak membantu orang yang masih kerabat dari istrinya tersebut. Selain itu, pria yang berprofesi sebagai seniman itu merasa tidak sadar selama melakukan telfon dengan pelaku dan seolah ada dorongan untuk memberikan uangnya. "saya tidak terasa. Dia ngomongnya pinter sekali. Sampai saya sadar ternyata saya sudah mengirimkan uang 1jt", pungkasnya. Ia merasa menjadi korban hipnotis atau gendam jarak jauh.

Atas usul keluarganya, korban melakukan pengecekan nomor HP pelaku, nomor rekening, bukti transaksi, dan bank untuk dilakukan pelaporan atas kejadian ini. Ia akan mengurus kasus ini ke ranah hukum agar mendapati korban merasakan efek jera dan tidak melakukan hal tersebut kepada orang lain. Sehingga kasus penipuan online semacam ini tidak akan pernah terjadi lagi dan membuat kita semua semakin berhati-hati jika mendapat telfon dari orang yang tidak dikenal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun