Mohon tunggu...
Dwi Nourma Handito
Dwi Nourma Handito Mohon Tunggu... lainnya -

Penyuka sepakbola,travelling dan fotografi Twitter : @DNH_12

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Menanti Magis Maradona di Indonesia

16 Juni 2013   17:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:56 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13713770972055663369

[caption id="attachment_249179" align="alignleft" width="420" caption="Gol Tangan Tuhan Maradona (sumber : Google)"][/caption]

22 Juni 1986, Menit ke 51, Stadion Azteca di Mexico city bergemuruh. Pemain Argentina bernama Maradona berhasil mencetak gol ke gawang Inggris setelah melewati 5 pemain Inggris. Gol yang dikemudian hari hingga saat ini masih menjadi hal yang paling diingat di kepala para penggemar sepakbola. Tangan Tuhan, begitulah sebutan bagi gol Maradona yang juga mengantarkan Inggris tersingkir dari gelaran Piala dunia 1986. Gol yang apabila dilihat dari ulangan video akan melihatkan bagaimana maradona dengan menggunakan tangannya dalam proses mencetak gol.

Pertengahan 2013 mantan pemain Barca dan Napoli tersebut kembali menjadi bahan pembicaraan oleh sebagian masyarakat Indonesia, bukan tentang gol yang dia cetak 27 tahun lalu, namun tentang kedatangannya ke Indonesia. 17 Juni 2013, Maradona akan mengunjungi Indonesia, beberapa agenda seperti Coaching clinic akan digelar di beberapa kota di negeri khatulistiwa ini. Maradona diharapkan dapat menyalurkan ilmu kepada anak-anak muda di Indonesia. Mendatangkan sebuah Bintang sepakbola yang legendaris tentu tidak gratis, dikabarkan para promotor harus merogoh kocek 12M, nominal yang sangat besar bagi dunia sepakbola Indonesia.

Tujuan dari mendatangkan Maradona memang sangat mulia, yaitu diharapkan dapat meningkatkan prestasi sepakbola Indonesia. Melihat dari tack record  Maradona sebagai pemain, sudah tak perlu diragukan lagi, segudang prestasi ia miliki. Bagaimana dia membantu klub pertamanya Boca Juniors untuk meraih juara liga argentina, begitu pula saat ia berseragam Napoli, ia ikut membantu membawa klub dari selatan italia tersebut merengkuh gelar liga serie A Italia untuk yang pertama kali di tahun 1987. Begitu pula di tingkat tim nasional, Maradona memberi kontribusi yang sangat vital melalui gol kontroversialnya saat semifinal Piala Dunia 1986  dan mengantarkan Argentina ke final dan di final menggalahkan Jerman Barat.

Setelah pensiun, maradona juga pernah menjajal peruntungan sebagai pelatih, Tercatat dia pernah melatih klub kecil salah satunya Racing Club, sebelum akhirnya ditunjuk untuk melatih timnas negaranya pada November 2008. Melewati pasang surut perjalan saat melatih Argentina, dengan memenangi beberapa pertandingan, juga melewati beberapa pertandingan dengan kekalahan. Sorotan tajam ditujukan kepadanya yaitu pada saat Piala Dunia 2010. Maradona dirasa gagal mengangkat prestasi Tim Tanggo. Memenangkan 3 laga di tingkat grup, namun rontok saat bertemu Negara yang dulu pernah dikalahkannya pada Piala Dunia 1986, Jerman.

Melihat track record kepelatihan Maradona, membuat kunjungannya ke Indonesia memberi banyak pro kontra, banyak kalangan dari penikmat sepakbola dan pelaku dunia sepakbola menggangap uang yang digelontorkan untuk memboyong Maradona tidak sepadan dengan apa yang akan didapatkan. Apalagi dengan rencana coaching clinic yang akan digelar dianggap tak akan berpengaruh banyak, menenggok lagi ke pengalaman melatih Klub dan Timnas yang dianggap jauh panggang dari Api. Pelatih sepakbola yang sangat konsen dengan pembinaan usia dini Timo Scheunemman melaui akun twitternya berpendapat bahwa, uang senilai 12 milyar akan lebih bermanfaat apabila digunakan untuk membangun akademi sepakbola, begitulah maksud yang dapat ditangkap dari kicauannya di twitter.

Tampaknya cara-cara instan adalah hal yang dipakai oleh PSSI dan para stakeholdernya. Medatangkan tim mewah, mendatangkan sosok yang dianggap berpengaruh, naturalisasi banyak pemain, namun melupakan apa itu pembinaan bibit-bibit muda. Kita lihat bagaimana Para pemain-pemain top dunia adalah buah manis dari apa yang dinamakan dengan pembinaan usia muda dan regenerasi pemain yang bagus. Talenta saja tidak cukup, butuh pembinaan yang berjenjang yang akan membawa talenta tersebut ke puncak prestasi. Semoga para pemegang keputusan di PSSI dapat belajar dengan pengalaman yang selama ini dilalui, bahwa tak semua harus instan, namun dengan lebih menghargai apa yang dinamakan proses. Semoga kedatangan Maradona ke Indonesia dapat berdampak banyak, dan PSSI dapat belajar dari pengalaman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun