Mohon tunggu...
Handita DaunaArrahma
Handita DaunaArrahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi makan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pesona Tari Kecak di GWK Bali: Keindahan Senja yang Menyatu Dengan Budaya

6 Desember 2024   22:26 Diperbarui: 6 Desember 2024   22:42 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertunjukan Tari Kecak di Garuda Wisnu Kencana Cultural Park (Sumber: dokumentasi pribadi)

Bali merupakan sebuah pulau yang terkenal dengan keindahan alamnya hingga keragaman budayanya. Berpegang teguh pada filososi Tri Hita Karana, masyarakat Bali telah diajarkan mengenai keseimbangan hubungan antara manusia, alam, dan Tuhan. Sejak zaman dahulu, spiritualitas, seni, dan tradisi telah mengakar pada kebudayaan di pulau Bali. Salah satu kesenian Bali yang sukses terkenal hingga mancanegara adalah Tari Kecak. 

Pada tahun 1930-an, I Wayan Limbak yang merupakan seorang seniman Bali dan seorang pelukis Jerman bernama Walter Spies, bergerak untuk mengumpulkan para laki-laki di desa sekitar tempat tinggal mereka untuk menciptakan tarian yang terinspirasi dari sebuah ritual pengusiran roh jahat yang biasa disebut dengan tradisi Sanghyang. Seiring berjalannya waktu dan adanya pengaruh modernisasi, I Wayan Limbak dan Walter Spies memasukan cerita Ramayana ke dalam Tari Kecak. Cerita ini menggambarkan kisah Dewi Sitha yang diculik oleh Rahwana dan menceritakan perjuangan Rama untuk menyelamatkannya dengan bantuan Hanoman dan pasukan monyet. Awalnya, Tari Kecak hanya ditampilkan secara sederhana sebagai bagian dari perayaan di desa-desa, namun saat ini Tari Kecak berhasil ditampilkan dalam berbagai festival budaya hingga di kancah Internasional. 

Pertunjukkan Tari Kecak di Garuda Wisnu Kencana Cultural Park menjadi atraksi seni yang menarik di kawasan taman budaya ini. Tari Kecak disini menjadi unik karena membawakan kisah sang Garuda yang berjuang menyelamatkan sang ibu dari belenggu bangsa Naga, menjadikannya satu-satunya pertunjukkan yang mengangkat cerita tersebut. Tari Kecak di sini juga mengkolaborasikan tariannya dengan karya seni patung raksasa atau ogoh-ogoh, yang menambah keindahan visual dari pertunjukan ini. Dimulai pada pukul 18:00 WITA, ditandai dengan menyalanya obor dan penari pria mengeluarkan suara khas “cak-cak-cak”, penonton dapat menikmati pertunjukkan ini dengan pemandangan langit senja yang menciptakan suasana spektakuler. 

Pengunjung yang datang memulai perjalanan mereka dari pintu masuk utama. Setelah memasuki area Garuda Wisnu Kencana Cultural Park, para pengunjung dapat melihat koleksi patung-patung yang tersebar di beberapa titik atau berkeliling area taman budaya ini. Pertunjukkan Tari Kecak dilaksanakan tepatnya pada area Lotus Pond. Lotus Pond merupakan sebuah pelataran yang luas di tengah-tengah tebing kapur yang berjejer di sebelah kanan dan kiri. Area outdoor ini dikenal sebagai landmark terbesar di Garuda Wisnu Kencana Cultural Park dan seringkali digunakan sebagai lokasi untuk pertunjukan seni atau acara festival lain. Lokasi pertunjukkan yang terbuka membuat pengunjung bebas memilih tempat duduk, yang terpenting menghindari area tengah karena area tersebut menjadi tempat pertunjukan. Penonton duduk di atas rumput dengan format seperti huruf U, yang memungkinkan semua orang dapat melihat pertunjukkan secara jelas. Pengunjung juga dipersilahkan duduk di tangga yang mengarah langsung ke area Lotus Pond. Keindahan area Lotus Pond ini mempercantik visualisasi dari pertunjukan Tari Kecak. Meskipun area Lotus Pond sangat luas dan dapat menampung penonton dalam jumlah yang banyak, tetap harus di perhatikan jika memasuki musim liburan agar pengunjung tetap aman dan nyaman. Sebagai area terbuka, Lotus Pond tetap terpengaruh oleh cuaca panas atau hujan. Cuaca yang tidak bersahabat dapat mengganggu kenyamanan penonton dan kelancaran pertunjukan. Setelah pertunjukkan selesai, beberapa penonton dapat melanjutkan berkeliling ke area lain atau langsung menuju pintu keluar. Alur pengunjung di Garuda Wisnu Kencana Cultural Park dirancang dengan baik untuk memudahkan pengunjung berkeliling. Jalur yang jelas menuju Lotus Pond atau area lain, membuat waktu pengunjung menjadi lebih efisien. 

Melakukan kunjungan ke Garuda Wisnu Kencana Cultural Park dan berkesempatan menonton Tari Kecak merupakan pengalaman yang tak terlupakan. Bukan hanya sebagai hiburan, tetapi saya belajar berbagai macam sejarah dan budaya. Sebagai penonton, saya merasa pertunjukan ini berhasil menghubungkan penonton dengan tradisi Bali yang dibungkus melalui bentuk seni yang memukau. Beratapkan langit senja, suara “cak-cak-cak”, dan para karakter yang mucul menambah kesan magis pada pertunjukkan ini. Tarian yang terinspirasi dari tradisi Sanghyang ini secara tidak langsung menjelaskan bahwa masyarakat Bali menjaga nilai-nilai spiritual mereka. Perkembangan zaman yang ada tidak membuat tarian ini kehilangan esensinya sebagai seni yang penuh makna. Cerita yang dibawakan memiliki pesan mengenai pengorbanan, keberanian, dan cinta. Pertunjukan Tari Kecak di Garuda Wisnu Kencana Cultural Park menciptakan kesan mendalam tentang betapa luar biasanya budaya Bali terutama seni tradisional Tari Kecak mampu menyatukan elemen spiritual, seni, dan sejarah. Garuda Wisnu Kencana Cultural Park memiliki situs web resmi yang menyajikan informasi mengenai harga tiket, jam buka, deskripsi atraksi, hingga informasi pertunjukkan yang ada. Selain situs web, destinasi ini juga memanfaatkan platform media sosial seperti instagram untuk memperluas informasi. Berbagai informasi berupa gambar atau video yang tersebar akun resmi taman budaya ini berpotensi menarik perhatian pengunjung untuk merencanakan kunjungan mereka serta meningkatkan visibilitas pertunjukan Tari Kecak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun