Mohon tunggu...
Handila
Handila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Universitas Darussalam Gontor

Mahasiswa And Researcher

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik 35 Kelompok 20 Universitas Darussalam Gontor dan Desa Gelanglor

12 Maret 2024   11:35 Diperbarui: 12 Maret 2024   11:46 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelepasan KKN T 35 Universitas Darussalam Gontor (Dok. pribadi)

Tepat pada tanggal 4 Maret 2024 telah dibuka acara Kuliah Kerja Nyata Tematik angkatan ke-35 di Universitas Darussalam Gontor Ponorogo. Kuliah Kerja Nyata Tematik atau biasa disingkat KKN-T merupakan salah satu program unggulan di Univeraitas Darussalam (UNIDA) Gontor Ponorogo untuk melatih mahasiswa agar dapat mengembangkan diri mereka yaitu pada keterampilan, kepemimpinan, dan kepedulian sosial terutama kepada masyarakat.  Selain itu, KKN-T juga merupakan salah satu bentuk implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. 

Acara dihadiri langsung oleh rektor Universitas Darussalam Gontor, Prof.Dr.KH. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A.,Ed, M.Phil. Dalam sambutannya pada acara hari itu, Beliau berpesan agar para mahasiswa dapat akan belajar hidup di Desa dan belajar menghidupkan Desa. Dengan terlaksananya KKn tematik angkatan 35 ini diharapkan dapat memberi dampak positif kepada masyarakat dan dapat mengimplementasikan ilmu yang didapat selama belajar di Universitas kepada masyarakat luas.

Acara KKN-T 35 ini melibatkan sekitar 400 mahasiswa UNIDA yang dibagi menjadi 36 kelompok. Mereka melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di dua kecamatan Kabupaten Ponorogo, yaitu Kecamatan Sukorejo dan Kecamatan Sampung. Kelompok 19 dan 20 di amanahkan untuk melaksanakan KKN di Desa Gelang Lor.

Di dalam sejarahnya menurut para warga bahwa Desa Gelanglor dimulai dari seorang penari ronggeng atau yang lebih dikenal dengan istilah kesenian reog, penari tersebut memiliki tubuh yang begitu cantik. Kecantikannya tersebut memiliki daya tarik tersendiri sehingga membuat para lelaki takjub terhadapnya, bahkan tidak sedikit yang menginginkan penari tersebut menjadi istri. Pada suatu hari terdapat seorang lelaki yang memiliki niat baik kepada sesorang penari, yaitu berniat menjadikannya sebagai pendamping hidup. Keinginanan baik lelaki itu kemudian ia tuangkan dalam bingkai lamaran terhadap si penari. Alhasil dengan niat baik lelaki, lamaran tersebut di terima dengan baik oleh si penari.

Kantor Kepala Desa Gelanglor (Dok. pribadi)
Kantor Kepala Desa Gelanglor (Dok. pribadi)

Saat perjalannya menuju pelaminan yaitu tepat sehari sebelum acara tersebut dimulai. Seorang penari cantik itu mendapatkan Amanah untuk menghibur Masyarakat dengan acara reog, penari tersebut kemudian berangkat untuk meramaikan acara yang akan di mulai pada malam hari dan selesai pada waktu menjelang shubuh. Setelah penari menyelesaikan tugasnya kemudian ia beranjak pergi untuk pulang kerumah, namun sebelum ia pergi, datang seorang lelaki -yang menyaksikannya di panggung- menawarkan diri untuk mengantarkan si penari pulang kerumah. Kemudian tawaran tersebut di terima oleh penari. Namun Sesampainya di rumah penari terjadi perselingkuhan antara penari dan leleki yang mengantarakannya pulang. Tidak lama kemudian berita tersebut sampai di telinga calom suami penari.

Hal ini, membuat calon suami penari marah yang membuat terjadinya pembunuhan. Pertama calon suami penari membunuhh lelaki, karena begit marahnya calon suami kemudian membunuh penari. Mayat lelaki ia biarkan di samping rumah penari, segdangkan mayat Perempuan ia mutilasi menjadi beberapa bagian. Kaki, kepala dan tubuh penari ia biarkan di dekat rumah, sedangkan bagian tangan penari ia buang di Sungai serayu dan tidak pernah d temukan hingga saat ini.

Desa Gelanglor di ambil dari cerita tersebut yaitu dari kata "Ugel-ugel" dan "Lilang". Keduanya merupakan bahasa Banyumas yang artinya "Ugel-ugel" adalah pergelangan tangan dan "Lilang" adalah hilang. Kedua kata tersebut kemudian Masyarakat lebih mengenalnya dengan singkatan yaitu Gelang.gelang tersebut terletak di "Lor" yang dalam bahasa Indonesia berarti Utara. Alhasil dari keduanya terbentuklah kata Gelanglor.

UMKM Tahu Malon Gelanglor  (Dok. pribadi)
UMKM Tahu Malon Gelanglor  (Dok. pribadi)

Desa Gelang Lor merupakan salah satu Desa yang miliki UMKM terbanyak di Kecamatan Sukorejo. Desa Gelang Lor sendiri memiliki potensi yang sangat baik dilihat dari berbagai sektor seperti sektor pertanian dan sektor industrib atau UMKM. Hal itu, dapat dilihat dari banyaknya tempat produksi pengolahan bahan mentah yang ada di desa tersebut, Dimana didalam desa tersebut terdapat 14 UMKM Tahu. Hal tersebut kemudian menjadi target pengabdian masyarakat pada acara KKN-T 35 kelompok 20 di bawah bimbingan Al-Ustadz Assoc. Prof. Dr. Ahmad Hidayatullah Zarkasyi, M.A. dan Al-Ustadz Mochamad Syauqy Rafdji, M.Pd.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun