Mohon tunggu...
Handila
Handila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Universitas Darussalam Gontor

Mahasiswa And Researcher

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Antara Mulia atau Binasa

18 Agustus 2022   11:05 Diperbarui: 18 Agustus 2022   11:10 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebesaran kehebatan dan kemuliaan manusia adalah ketika memiliki persiapan untuk mengenal Allah, maka yang tidak mengenal Allah, ia tidak mempunyai kelebihan dan kehormatan, bahkan lebih hina dari makhluk yang lain.

lalu bagaimana manusia bisa mengenal Allah? Ia dapat mengenal Allah berawali dari hatinya masing-masing, bukan dari raganya, karena raga itu buta. Maka hendaknya hati digunakan untuk mengenal allah dan mendekat kepada rahmat-Nya.

Didalam perjalanan hidup itu, ada yang menuju Allah dan ada juga yang menuju selain Allah. Yang menuju kepada Allah adalah untuk mengetahui Hakikat yang dimiliki oleh Allah dan yang tidak menuju kepada Allah maka hidupnya menuju kepada  meterialisme. Alhasil, dengan Materi muncullah  kedengkian dan perselisihan.

Hati adalah cahaya yang seperti motor dimana dapat membuat menusia dapat berbuat baik maupun berbuat buruk. Yang berbuat baik, berarti hatinya sedang bercahaya, sedangkan yang berbuat buruk, maka hatinya sedang tidak bercahaya.

Apabila manusia mengenal hatinya, maka ia mengenal dirinya, apabila ia mengenal dirinya, maka ia mengenal Allah. Begitupun sebaliknya, yang tidak mengenal hatinya, berarti ia tidak mengenal dirinya, apabila ia tidak mengenal dirinya, maka ia tidak mengenal Allah. Dan barang siapa yang tidak mengenal hatinya, maka ia lebih tidak mengenal orang lain.

Orang yang tidak mengenal agama dan orang yang tidak mengenal hatinya, maka tidak akan mengenal dirinya dan tuhannya, karena mengenali diri dan Allah adalah dari mengenal Hatinya. disamping itu Titik tertinggi dari penghambaan adalah ketika manusia selalu meresa lebih rendah dari orang lain.

Apabila mengenal diri adalah jalan untuk mengenal Allah, mengapa ada orang belum mengenal Allah? Jawabannya adalah karena ia mengenal hal-hal samping dari yang ada didalam dirinya, sedangkan hakikat dirinya belum ia kenali yaitu sebagai makhluk dan hamba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun