Kenormalan baru yang akan diterapkan membawa sedikit angin segar untuk berbagai industri, salah satunya perfilman. Pasalnya, industri perfilman sempat lumpuh akibat pandemi corona. Sangat jarang atau bahkan tidak ada kegiatan syuting maupun penayangan film selama penerapan pembatasan fisik berlangsung.
Memasuki era kenormalan baru inilah para sineas bahu membahu mengawal industri perfilman agar tidak menimbulkan kerugian. Dengan wacana penayangan bioskop yang hanya memuat 50 persen dari kapasitas tentu akan mengurangi jumlah pendapatan. Belum lagi penerapan protokol kesehatan harus dilakukan selama syuting berlangsung akan menambah beban ongkos produksi.
"Tentu semua produser akan memikirkan bagaimana film yang dibuatnya balik modal," ucapnya dalam diskusi daring bertajuk Mengawal Film Nasional Saat Tayang di Era New Normal, Jumat (12/6).
Tidak sedikit pula judul film yang tertunda penayangannya selama masa pagebluk ini. Yan Widjaya selaku pengamat film dan wartawan senior menyesalkan hal ini. Padahal terdapat beberapa film yang dijadwalkan tayang beberapa waktu lalu.
"Beberapa yang tertunda ialah Hamka (Buya Hamka), Bung Hatta, Taufan (tentang perjuangan zaman penjajahan Jepang), dan Gatot Kaca," kata Yan.
Terhitung ada 122 judul film dalam negeri yang belum tayang dan akan dijadwalkan hingga akhir tahun 2020, serta 180 judul film asing yang akan berebut jam tayang dengan film nasional.
Semoga para sineas dapat mengambil langkah bijak selama pandemi ini belum berakhir. Jangan sampai industri film berhenti total karena kurangnya pendapatan yang didapat dibanding beban produksi. Masyarakat menanti hadirnya film-film berkualitas untuk melepas dahaga akan tayangan layar lebar yang absen selama beberapa bulan belakangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H