Hai sobat milenial, sudah tidak asing lagi dengan berita tentang isu resesi tahun 2023 mendatang. Namun tahukah kalian resesi ekonomi itu apa? Resesi ekonomi adalah keadaan ketika aktivitas perekonomian mengalami penurunan yang terjadi secara signifikan dalam kegiatan ekonomi secara umum dalam suatu wilayah tertentu. Suatu negara dapat dikatakan masuk jurang resesi dilihat dari Produk Domestik Bruto nya yang mengalami penurunan dalam dua kuartal berturut-turut sehingga ini akan berdampak pada indikator ekonomi.
Banyak isu resesi ekonomi dunia yang beredar dikarenakan tingginya tingkat Inflasi melanda berbagai Negara, sehingga membuat bank sentral agresif menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga untuk menekan laju inflasi dapat mempengaruhi kinerja ekonomi global 2023 yaitu potensi koreksi ke bawah. Inflasi yang meningkat dan pertumbuhan ekonomi yang lambat dapat menciptakan situasi stagflasi," kata  Sri Mulyani dalam rapat paripurna di gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (29/9/2022)
Situasi stagflasi adalah situasi melemahnya kondisi ekonomi, inflasi tinggi dan angka pengangguran yang meningkat di waktu yang bersamaan dalam periode tertentu. Stagflasi merupakan kondisi yang buruk bagi sebuah perekonomian. Karena dampaknya dapat mengakibatkan penurunan daya beli, penurunan nilai investasi dan menurunnya pendapatan berbagai perusahaan.
Adapun faktor awal yang mendorong penyebabnya isu resesi tahun 2023 diantaranya adalah pandemi Covid-19 tahun 2020 lalu dimana keadaan Pertumbuhan ekonomi menurun ke titik yang cukup ekstrem sehingga terjadi fluktuatif. Â Masyarakat melakukan penghematan dengan mengurangi sedikit konsumsinya dari biasanya sehingga daya beli masyarakat menjadi menurun, Â akibatnya pertumbuhan ekonomi menjadi melambat dan perekonomian menjadi terhambat.
Selanjutnya saat ini kita berada dimasa endemi atau masa pemulihyan akibat pandemi tersebut munculah konflik perang Ukraina vs Rusia menyebabkan ketegangan geopolitik yang memberikan risiko terhadap akan terjadinya resesi.
pada minggu pertama bulan Oktober 2022 IMF (Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund) merilis laporannya memprediksi potensi resesi ekonomi yang akan menimpa banyak negara maju dunia. Dalam laporan tersebut juga menyebutkan resesi ekonomi tahun depan 2023 akan menyebabkan kemerosotan hingga sepertiga ekonomi global. IMF (Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund) juga sudah memang proyeksi ekonomi global itu akan menurun, dari 3,2% menjadi 2,7%. Kemudian inflasi yang sudah lebih dari 8% karena pada saat yang sama harga energi dan pangan meningkat akibatnya negara maju menaikkan suku bunganya.
Lantas bagaimana dengan investasi yang ada di indonesia?
Menurut pernyataan Ekonom Senior Indef Aviliani dalam Seminar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2023 "Mengelola Ketidakpastian Ekonomi di Tahun Politik", Senin (5/12/2022).
"Asset bubble, dengan adanya bunga yang semakin tinggi orang jadi malas investasi, akhirnya investasinya di pasar uang tidak pada aset yang berbasis penciptaan tenaga kerja," paparnya
Fenomena kenaikan suku bunga secara agresif ini akan menghasilkan gelembung aset yang menghantui perekonomian tahun depan yang akan berdampak orang akan enggan berinvestasi di dunia usaha melainkan lebih memilih berinvestasi di pasar uang.
Seperti yang diketahui saat ini negara maju seperti Amerika Serikat, diikuti Inggris, hingga Eropa menaikkan suku bunga acuan secara agresif. Hal ini menyebabkan negara berkembang mau tak mau harus ikut kebijkan negara tersebut untuk mengamankan nilai tukan dan aliran modal agar tidak keluar.