Mohon tunggu...
handika putra
handika putra Mohon Tunggu... penulis -

Bekerja sebagai penulis lepas hanya di kompasiana juga menulis beberapa novel. umur 17,5 tahun Sedikit mengeluarkan artikel motivasi dan juga Artike Gaya Hidup juga Cerpen.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sekarang atau Nanti #1

27 Juli 2015   01:41 Diperbarui: 27 Juli 2015   01:41 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Rasa malu ku di mulai saat aku memakan sebuah eskrim, memang hari ini adalah hari yang sungguh sangat melelahkan untukku. Aku mengalami sebuah insiden dengan Fany amyern, sebuah insiden yang tidak bisa ku lupakan walau aku berniat menghapus kejadian tadi siang yang membuat ku kacau balau. Mungkin karena hari ini memang aku sungguh mempunyai kesialan setiap bertemu dengan seseorang yang menatapku dingin tanpa berbicara sepatah katapun.

Ya, Fany memang terkesan agak memperlihatkan tatapan yang tajam yang membuatku merasa tak nyaman, ia menatapku seakan ada hal yang membuatnya bingung campur penasaran. "memang apa yang salah di mukaku. Apa yang ia lihat" tegas ku di dalam hati. Fany yang masih melihatku dengan tajamnya, membuat ku ingin mengatakan sesuatu yang ingin ku luapkan dari 3 menit yang lalu saat pertama kali ia melihatku.

Dengan angkuhnya aku berkata "apa yang kau lihat, apa ada hal yang aneh" ucapku keras sehingga terdengar oleh semua orang yang berada di kafetaria. Ekspresi matannya berubah menjadi mengendur seketika aku membentaknya dan berubah menjadi tertawaan yang membuatkutambah menyeringai terhadapnya.

"kau.. kau lucu !" ucap Fany. "apa maksudmu" ucapku. Aku mulai ingin membenarkan apa yang ia maksud dengan kata lucu yang menjurus memang untukku. "lihatlah seluruh jelujur pipimu penuh dengan eksrim, apa kau tahu ?". Maksud ku ia ingin memberitahu hal yang belum ku sadari, semua orang yang menertawakan sembari melihat wajahku yang belepotan eskrim "sial, aku malu sekali" ucapku dalam hati.

Aku tak tahu harus berkata apalagi, tapi tak kusangka dalam sekejap tangan ia bergerak. Berada di dekat bibirku "mau apa dia" ucapku dalam hati. Seakan tangannya mau meninjuku, tapi ia malah memundurkan tangannya ke tas dan mengambil sesuatu untuk ku, dan ternyata yang ia ambil ternyata itu tisu. Kaku ia mendekatkan tisu itu menuju wajahku. Ekspresinya tersenyum lugu padaku sehingga ia mengelapi bibirku yang terkena ice cream dengan tisu.

Aku tak mengira ia akan memperlakukan ku begini. Pikirku ia akan menertawakanku seperti orang lain. Malahan ia bersedia mengelapi bibirku dengan tisunya dan mengucapkan kata- kata yang membuatku sedikit menyukainnya "kau seperti anak kecil" lugas Fany. Beberapa detik aku pun berbalik menatap wajah Fany dengan tajam sehingga kami saling menatap, dan itu membuat kami berdua saling tertawa.

 

Penulis : Handika P.N

Gambar : Vino & Timothy

       

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun