Mohon tunggu...
Handika
Handika Mohon Tunggu... Atlet - Mahasiswa

Saya Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Cirebon

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosok yang Tak Tergantikan

5 Maret 2024   11:09 Diperbarui: 5 Maret 2024   11:12 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

         Seorang anak yang mengungkapkan rasa kasih sayang lewat puisi "Ibu" karya Chairil Anwar oleh Handika


         Bagai raja tanpa ratu tetaplah menjadi raja, tetapi raja tanpa ibu bagaikan boneka tanpa pencipta.

         Bagaimana aku bisa melupakan sesosok ibu jika seorang ibu yang merawatku dari kecil, ketika ibu mengandungku selama 9 bulan begitu berat ia menjalani hari-harinya dan ketika ibu melahirkan ia rela mengorbankan nyawanya sekalipun demi buah hatinya selamat. Ia pun bisa menjadi seorang koki bahkan bisa menjadi guru tanpa gelar sarjana. Seorang penyair pun mengawali puisinya dengan kata kata itu.

Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai

        Pada bait pertama puisi " Ibu " karya Chairil Anwar, penulis menggambarkan kata-kata tentang perhatian sesosok ibu terhadap anaknya dalam keadaan apapun. Ibu juga pernah meminta aku untuk membantunya, katanya supaya pandai.
         Pandai adalah cepat menangkap pelajaran dan mengerti sesuatu. Sebodoh-bodohnya seseorang jika ia giat dalam belajar maka ia akan menjadi pandai. Adapun pepatah mengatakan, tidaklah engkau menjadi pandai apabila engkau malas dalam melakukan sesuatu dan tidaklah engkau menjadi pintar apabila engkau tidak pernah belajar.
          Bagaimana mungkin sesosok ibu yang seperti malaikat bisa tergantikan oleh orang lain? Jika kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya melebihi kasih sayang terhadap dirinya sendiri. Seperti penyair gambarkan pada bait selanjutnya.

Ibu......
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah

Ibu...
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun dimalam seli lalu bermunjat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia ubati dengan penawar dan semangat
Dan apabila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan
Namun....
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir dipipimu
Begitu kuatnya dirimu

        Salah satu kasih sayang seorang ibu ialah selalu memberi semangat kepada anaknya entah dalam keadaan senang maupun dalam keadaan sedih. Ibu adalah seseorang yang kuat dalam membesarkan buah hatinya, dan seseorang yang istimewa unyuk mencintai seseorang lebih dari dirinya sendiri, ia bahkan rela berpura-pura tegar agar anaknya tidak khawatir terhadap dirinya. 

          Terima kasih ibu telah merawatku dengan sepenuh hati, aku bermohon kepada tuhan sejahterakanlah dia selamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun