Mohon tunggu...
Handi Aditya
Handi Aditya Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja teks komersil. Suka menulis, walau aslinya mengetik.

Tertarik pada sains, psikologi dan sepak bola. Sesekali menulis puisi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Lapar tapi Malas Makan, Pernah Mengalami?

1 Maret 2022   19:14 Diperbarui: 1 Maret 2022   19:15 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lapar, tapi malas makan | Sumber: http://health.kompas.com


Sesuatu yang telah jadi rutinitas, semenyenangkan apapun itu. Biasanya pelan-pelan akan terasa jadi sangat membosankan. Makan siang, misalnya.

Ada banyak orang menunda makan siang, bukan karena tidak lapar, bukan juga karena lagi ngirit. Tapi justru karena memang lagi bosan saja. Entah karena menunya itu-itu lagi, bosen tempat makannya di situ-situ lagi. Atau yang lebih akut, bosan dengan ritual makannya itu sendiri.

Dalam hidup, entah sudah berapa kali kita mengalami fase "malas makan". Bahkan kita sesekali bosan terhadap menu makanan favorit kita.

Mengatasi rasa bosan dan malas makan, kuncinya ada pada kata rutinitas tadi. Bagaimana sesuatu yang kerap kita lakukan berulang bahkan terpola, bisa kita modifikasi variabel-variabelnya.

Jika biasanya kita selalu makan di lokasi yang sama, memesan menu yang sama, naik kendaraan yang sama, di jam-jam yang kurang lebih sama, terpola dan begitu-begitu terus coraknya. Maka kita bisa mulai dari mengubah salah satu, atau bahkan seluruh variabel pembentuk algoritmanya.

Tak usah membayangkannya terlalu rumit, sebab kita bisa mulai dari mengubah pola yang sudah ada. Dari mulai menentukan tempat makan yang baru, memesan menu yang baru, menaiki kendaraan yang tak biasa kita gunakan, atau lain sebagainya.

Satu saja variabelnya bisa kita ubah, maka ujung algoritma kita juga akan menghasilkan bentuknya yang baru. Bayangkan jika lebih dari satu, tentu akan banyak kebaruan yang bermuara di algoritma makan kita.

Sesuatu yang baru, selalu berhasil menjadi humus bagi antusiasme. Dan sekecil apapun antusiasme, adalah lawan tangguh bagi sebesar apapun kebosanan. Maka mari mulai mengenali pola kebiasaan kita, kemudian ubah! Sesederhana itu.

Kita pun juga bisa menerapkan cara yang sama, untuk mengatasi kebosanan di ranah lain. Semisal dalam hal pekerjaan, berinteraksi terhadap orang lain, bahkan pada hal yang teramat kita sukai sekalipun. Jangan salah, hobi kadang juga ngebosenin loh!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun