Sebagai seorang Perokok yang setuju dengan Gerakan Bebas Rokok, terus terang saya apresiasi yang sedalam-dalamnya dan sejujur-jujurnya akan prestasi para kawan-kawan pegiat kampanye Anti Rokok yang telah berjuang secara ikhlas dan sungguh-sungguh demi kesehatan orang banyak, terutama yang ada di Indonesia.
Akan tetapi, jika kita belajar tentang sejarah Tembakau di Bumi Nusantara, kita akan melihat sebuah fenomena menarik, yang secara kebudayaan seharusnya mendapat apresiasi terhadap inovasi anak Bangsa dalam hal penemuan "Rokok Kretek"
Dalam konteks pembangunan seperti sekarang ini, Rokok Kretek, jika kita mau sedikit mengkaji secara serius dan jujur tentunya, merupakan salah satu potensi ekonomi rakyat yang jikalau saja bisa didukung dengan baik, maka akan menciptakan "Perekonomian Mandiri", dari Hulu sampai Hilir, yang bermuara kepada Kedaulatan Ekonomi Mandiri Bangsa seperti cita-cita Trisakti itu.
Jika memang alasannya adalah kesehatan, saya rasa tidak Fair sama sekali jika lantas Rokok, jadi semacam kambing hitam atas permasalahan yang ada. Bagaimana dengan Indomie (maaf saya sebut merk), yang jelas-jelas menurut penelitian kesehatan oleh negeri tetangga mengandung bahan yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Lalu kendaraan bermotor, yang jika kita lihat dari statistik Laka-lantas, menduduki peringkat pembunuh nomor Satu di Negeri ini.
Maka, seharusnya jika rokok diberi label "Membunuhmu", Indomie, Kendaraan Bermotor, Minyak Goreng kelapa sawit, juga diberi label yang serupa.
Selamat Hari Anti Tembakau Sedunia, MENSANA EN COPERESANO, meski seringkali Jiwa Yang Sakit Banyak terjebak di Tubuh yang Sehat.....!!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H