Mohon tunggu...
E HandayaniTyas
E HandayaniTyas Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

BIODATA: E. Handayani Tyas, pendidikan Sarjana Hukum UKSW Salatiga, Magister Pendidikan UKI Jakarta, Doktor Manajemen Pendidikan UNJ Jakarta. Saat ini menjadi dosen tetap pada Magister Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Kristen Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mau Mujur, Hidup Jujur

8 Agustus 2023   20:17 Diperbarui: 8 Agustus 2023   20:32 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

  Pernah penulis melihat tulisan: 'BERANI JUJUR ITU HEBAT!' Kalau kalimat ini kita renungkan dalam-dalam, maknanya sungguh menyentuh hati siapapun yang membacanya. Betapa tidak, semua orang pasti mau mujur dalam menjalani kehidupannya selama di dunia ini. Akan tetapi menjalani hidup jujur itu memang  mudah diucapkan, namun tidak mudah untuk dilaksanakan. Makanya jangan ada korupsi di antara kita.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat Jakarta giat mengadakan sosialisasi kepada pemilih pemula. Hari terasa semakin 'panas' jelang hari H pemilihan umum yang sudah tinggal beberapa bulan lagi (tepatnya tanggl 14 Februari 2024). Para politisi dari berbagai partai politik di Indonesia mulai 'mengumbar' janji-janji manis dan membuat strategi jitu untuk memenangkan partainya cq dirinya sebagai Bacaleg (Bakal Calon Legislatif) baik di tingkat pusat (DPR-RI), DPR- Propinsi dan DPR-D.

Sebagai anak muda yang mempunyai hak pilih di tahun 2024 nanti tentu banyak yang merasa awam dengan percaturan politik. Ada yang bersemangat, ada pula yang masa bodoh alias cuek. Akan tetapi jangan diabaikan sikap mereka ini karena mereka melek IT dan memiliki insting serta naluri yang cukup tajam dalam melirik dan memutuskan mana politisi yang jujur (tulus) dan mana pula yang tidak. Adapun yang dimaksud dengan anak muda di sini ialah mereka yang terdiri dari generasi Z dan milenial, dan pastinya menguasai proporsi suara yang cukup besar.

Mereka mengidolakan pemimpin yang jujur, anti korupsi dan anti intoleransi. Jangan sampai politikus-politikus senior menjadi contoh tidak baik karena hidup dalam comfort zone (zona nyaman), tidak mau berubah, tidak kreatif dan tidak inovatif. Padahal zaman terus berubah, maju pesat dan tidak menunggu 'si-lambat'. Kalau mau dikatakan anti korupsi, maka semua harus berani bertindak transparansi karena anti korupsi itu bukan cuma 'nyolong' uang negara, menyuap dan menerima suap, gimik (mengelabui atau gerak-gerik tipu daya) demi meraup suara.

Generasi muda itu butuh bukti bahwa sembilan Nilai-Nilai Anti Korupsi itu benar-benar direalisasikan. Apa saja yang sembilan itu? Jawabnya ialah:

  • Kejujuran
  • Kepedulian
  • Kemandirian
  • Kedisiplinan
  • Tanggung Jawab
  • Kerja Keras
  • Kesederhanaan
  • Keberanian
  • Keadilan

Pada kesempatan ini penulis hendak  menambahkan pada butir 6 yaitu Kerja Keras dan Kerja Cerdas, karena jika kerja keras saja lama kelamaan otot manusia bisa menurun seiring dengan bertambahnya usia seseorang. Sedangkan kerja cerdas sangat cocok dimiliki oleh siapa saja, mulai dari usia muda sampai dengan selanjutnya. Oleh karena itu, siapapun kita bersiaplah untuk berubah yang dimulai dari diri sendiri.

Anak muda menyadari apa yang terjadi di sekelilingnya, mereka butuh bukti dan bukan hanya janji. Peran aktif anak muda diharapkan lebih difokuskan pada upaya pencegahan korupsi dengan ikut membangun budaya anti korupsi di masyarakat. Untuk dapat berperan aktif mereka perlu dibekali dengan pengetahuan yang cukup tentang seluk-beluk korupsi dan pemberantasannya. Usaha menanam- menyemai dan menumbuhkembangkan tidak hanya sebatas retorika belaka.

Himbauan Hidup Jujur

Himbauan tersebut bukanlah sekedar slogan kosong belaka namun lebih menekankan pada pembangunan karakter anti korupsi pada diri individu masing-masing. Alangkah sedihnya jika harus mengenakan rompi orange bergaris hitam yang begitu memalukan, terutama bagi keluarga. Masa depan yang seharusnya ter-rajud indah dan penuh harapan menjadi porak-poranda dibuatnya. Oleh karena itu, harusnya himbauan ini tidak seperti teriakan di padang pasir!

Mari dengan sadar kita lakukan suatu Gerakan Anti Korupsi di masyarakat, karena gerakan ini adalah merupakan upaya bersama yang bertujuan untuk menumbuhkan Budaya Anti Korupsi di seluruh wilayah NKRI tercinta ini. Usia kemerdekaan kita sudah mencapai 78 tahun, ibarat umur manusia hal ini sudah sepatutnya memasuki usia purna yang bisa dinikmati generasi penerus bangsa.

Upaya perbaikan perilaku manusia antara lain dapat dimulai dengan senantiasa mengedukasi dan menggaungkan ke-sembilan Nilai-Nilai Anti Korupsi secara terus-menerus, melalui kegiatan sosialisasi, seminar, kampanye atau bentuk-bentuk kegiatan di lingkungan masyarakat yang bersifat membangun budaya anti korupsi. Pembudayaan akan menimbulkan suatu pembiasaan dan berdasarkan pembiasaan itu-lah  kemudian di-internalisasikan ke dalam setiap pribadi masing-masing. Sebagai penutup tulisan ini, penulis tak henti menyuarakan: 'Mau Mujur -- Hidup-lah yang Jujur!'

Jakarta, 8 Agustus 2023

Salam penulis,

E. Handayani Tyas, dosen Universitas Kristen Indonesia; tyasyes@gmail.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun