Kali ini penulis berangkat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI); nusantara adalah sebutan nama bagi seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Akar nama nusantara berasal dari kata nusa artinya pulau dan antara yang berarti luar atau seberang. Kata nusantara berasal dari bahasa Sansekerta, kemudian muncul pertanyaan, mengapa Indonesia disebut nusantara? Memang nusantara adalah nama lain dari Indonesia dan nusantara secara resmi akan digunakan sebagai nama Ibu Kota Nusantara (IKN) yang akan diresmikan pada bulan Agustus 2024 (bersamaan dengan perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 79).
Mendengar kata nusantara, langsung mengingatkan penulis pada lagu nusantara yang dibawakan oleh Koes Plus. Lagu lama tapi tetap menggema karena syairnya sungguh sangat membuat kita merenung dalam-dalam, menyebutkan betapa kaya rayanya Indonesia ini (tanah-nya, hutan-nya, laut-nya, ribuan pulau bergabung menjadi satu bak untaian ratna mutu manikam). Di lewati garis katulistiwa, sehingga cuma ada dua musim (kemarau dan penghujan). Secara geografis letaknya diapit dua benua besar (benua Asia dan benua Australia), dan dua samudra (samudra Hindia dan samudra Pasifik).
Sebagai negara kepulauan dengan wilayah laut terluas di dunia, Indonesia memiliki potensi besar menjadi poros maritim dunia. Begitu strategis karena merupakan titik silang perdagangan dunia, berada di jalur lalu-lintas internasional.Â
Potensi Indonesia menjadi negara maju sudah di depan mata, akan tetapi mengapa sampai saat ini Indonesia belum dapat dikatakan sebagai negara maju. Apakah mungkin karena Sumber Daya Manusia (SDM) nya yang belum sepenuh hati mengelola Sumber Daya Alam (SDA). Namun, di bawah kepemimpinan Bapak Jokowi Indonesia pasti secepatnya menjadi negara maju sejajar dengan negara-negara maju lainnya yang ada di dunia ini.
Mengapa penulis begitu yakin akan hal itu, karena etos kerja yang dimiliki Bapak Jokowi sudah dicontohkan, dilaksanakan dan sudah terbukti. Bahwa semangat kerja.....kerja.....kerja.....yang dimiliki beliau harus cepat menular ke seluruh rakyat Indonesia.
Jangan terlena dalam zona nyaman (comfort zone). Sudah 77 tahun Indonesia merdeka, berarti 'karpet merah' sudah digelar sejak lama oleh para pendiri bangsa ini dan kita-lah yang wajib menapakinya dan mengisi kemerdekaan itu dengan sungguh-sungguh. Bagi mereka yang bergerak di bidang pendidikan, bidang kesehatan, dan yang bertugas menangani infra struktur seperti PUPR (Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) yang dipimpin oleh Bapak Basuki Hadimuljono, semua harus bergerak maju/cepat.
Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara yang biasa disingkat wanus adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional. Wanus mempunyai dua tujuan, yaitu ke dalam dan ke luar. Tujuan ke dalam-nya adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan alamiah; sedangkan tujuan ke luar-nya adalah ikut mewujudkan kebahagiaan, ketertiban, perdamaian seluruh umat manusia.
Baik tujuan ke dalam maupun tujuan ke luar, wanus itu harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya ialah menjalankan Pancasila sebagai pedoman hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Mengapa harus Pancasila? Jawabnya adalah karena di dalam Pancasila itu sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan, maka di segala aspek kehidupan hendaknya manusia menaruh kepedulian:
- Di bidang politik; (1) Melaksanakan pemilu dengan adil dan demokratis (hal ini sangat penting mengingat Indonesia akan menyelenggarakan pemilu di tahun 2024); (2) Hukum di Indonesia harus dijadikan 'panglima' dan dipedomani dalam menjalankan kehidupan sehari-hari; (3) Menjaga dan mengembangkan sikap pluralisme.
- Di bidang ekonomi: (1) Melaksanakan pembangunan ekonomi yang adil dan merata; (2) Sektor ekonomi berorientasi pada pemerintahan, industri dan pertanian; (3) Masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi daerah dan nasional.
- Di bidang sosial; (1) Menghormati dan menghargai perbedaan serta keberagaman yang ada; (2) Melestarikan kebudayaan lokal; (3) Menjaga keberagaman di Indonesia.
- Di bidang pertahanan dan keamanan; (1) Membentuk sikap disiplin dalam membela tanah air; (2) Meningkatkan rasa persatuan dan solidaritas dalam masyarakat; (3) Membangun prasarana dan sarana yang bertujuan meningkatkan pertahanan dan keamanan wilayah serta negara.
Sikap nasionalisme harus tetap terjaga baik di dalam negeri, apalagi di mata internasional. Perang antarnegara, terjadinya bi-polar antara Uni Soviet dan Ukraina adalah bentuk ancaman yang perlu untuk kita waspadai. Kalau Indonesia menganut politik bebas aktif itu bukan lalu bersikap netral, melainkan politik luar negeri yang bebas menentukan sikap dan kebijaksanaan terhadap permasalahan internasional.
Ibarat mendayung di antara dua karang untuk menggambarkan posisi Indonesia dalam polotik global. Indonesia harus mengambil sikap pro-aktif untuk meredam ketegangan di antara keduanya, agar jangan berkembang yang dapat mengancam kepentingan nasional Indonesia. Akhirnya, penulis mengajak seluruh pembaca yang budiman untuk mencintai bumi nusantara, tanah air Indonesia yang subur makmur dan indah alamnya, serta mensyukurinya sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.