Mohon tunggu...
Sri Handayani
Sri Handayani Mohon Tunggu... -

Seorang Mahasiswi yang sedang menempuh pendidikan di kota yogyakarta yang berasal dari Palembang.\r\nLahir di Betung, 24 April 1994.\r\nMotto Hidup "Tetap Semangat Demi Keberhasilan"

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bagiku Angkutan Umum Sudah Tak Bersahabat

17 Juli 2013   12:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:25 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia memiliki penduduk yang sangat banyak. Sebagian dari penduduk indonesia menggunakan angkutan umum untuk melakukan kegiatan sehari-harinya. Angkutan umum menjadi salah satu alternatif penduduk indonesia yang tidak memiliki kendaraan pribadi. Mereka berharap mendapatkan pelayanan dan kenyamanan yang sama selayaknya mereka menggunakan kendaraan pribadi. Tapi apa yang terjadi?. Menurut pengamatan saya sendiri bahwa di Indonesia sebagian dari angkutan umum yang ada tidak bisa memberikan pelayanan dan rasa kenyamanan bagi penumang. Memang resiko menggunakan angkutan umum sangat banyak tetapi semua itu bisa diatasi oleh pihak angkutan umum separti sopir, kenektur bahkan penumpang sendiri. Terkadang para sopir maupun kenektur melampaui batas yang telah ditentukan oleh pemerintah. Contohnya saja, sesuai dengan apa yang saya rasakan selama saya tinggal di Yogyakarta. Angkutan umum Bus sudah melebihi batas untuk menaikan penumpang. Tak jarang sebagian dari bus tersebut ingin mencari keuntungan yang menguntungkan bagi mereka untuk melangsungkan kehidupan mereka namun apakah harus tidak mengidahkan kenyaman dan pelayanan yang baik? Ketika saya naik bus arah Jogja-Solo saya mendapatkan bus yang sudah penuh dengan penumpang. Bahkan sebagian dari pemumpang sudah ada yang berdiri, namun pihak bus tetap saja mencari penumpang bahkan sampai berdiri di ijakan pintu yang paling bawah dan berdesak-desakan dan tak jarang dari kenektur memarahi para penumpang untuk maju atau mundur jika ada penumpang lagi dengan nada sinis. Sungguh ironisnya melihat hal seperti itu. Padahal seharusnya dengan pembayaran yang kita berikan kepada pihak bus dengan harga yang relative sesuai dengan kondisi sekarang penumpang juga harus mendapatkan pelayanan yang sesuai. Inilah salah satu citra transportasi di Indonesia meskipun tidak semua angkutan umum menerapkan hal tersebut. Namun bagi saya angkutan umum sudah tak lagi bersahabat dengan saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun