Mohon tunggu...
Sri Handayani
Sri Handayani Mohon Tunggu... -

Seorang Mahasiswi yang sedang menempuh pendidikan di kota yogyakarta yang berasal dari Palembang.\r\nLahir di Betung, 24 April 1994.\r\nMotto Hidup "Tetap Semangat Demi Keberhasilan"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Siapa Sahabatmu?

13 Maret 2013   15:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:50 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bicara tentang orang terdekat pastilah kita selalu bilang bahwa kita sayang sama mereka. Merekalah orang yang berharga dalam hidup kita. Biasanya kita punya urutan orang-orang yang kita sayangi. Yang berada pada urutan pertama pastilah kedua orang kita, saudara dan keluarga kita, sahabat, suami/pacar kita dan saudara seiman.

Nah, inilah yang ingin aku ceritakan. Salah satunya adalah tentang sahabat. Siapa sih sahabat kamu? Pasti ada yang bilang sahabat ku adalah Icha. Sahabat ku Chika dan banyak lagi. Sahabat biasanya kita artikan sebagai teman terdekat yang bisa mengertikan kita luar maupun dalam, selalu ada buat kita saat kita suka maupun kita susah. Nah dari situ bisa disimpulkan. Siapa sih yang benar-benar jadi sahabatmu di dunia ini?

Selama hampir umur 20 tahun ini aku selalu menemukan orang-orang terdekat, ya kalau bisa dikatakan sih sahabat. Tapi sahabatku itu berbeda-beda setiap saat. Ketika di SD aku punya sahabat kakak sepupuku sendiri dan satu sahabat cowok tapi ketika sudah masuk SMP akhirnya kami hilang kontak. Gak tau tuh pada kemana. Kalau kakak sepupuku sih udah nikah jadi ya sekarang agak beda suasananya. Kemudian ketika SMP aku punya seorang teman dekat, namanya Sarina, Laila, Kiki dan Subekti. Selama tiga tahun kami bermain bersama terlebih-lebih aku dan Bekti. Kami selalu bersama karena bisa dibilang kami memiliki persamaan terutama pada nama belakang kami. Subekti Handayani dan Sri Handayani. Dan rumah kami juga satu arah. Ketika aku sedih dia selalu ada buat aku dan ketika aku senang juga dia selalu ikut senang aku bahagia punya sahabat seperti dia. Tapi ketika kami lulus SMP dan ternyata kami beda sekolah ketika SMA.

SMA, sungguh bisa dibilang sangat sulit menemukan yang namanya sahabat. Rasanya gak ada yang bisa jadi sahabat kalupun dekat hanya sebatas teman dekat saja. Dan kejadian yang sama aku dan Bekti mulai jarang berkomunikasi, namun kami tidak hilang kontak. Ketika SMA tepatnya kelas XI SMA aku dekat sekali dengan ke empat teman sekelas dan yang satunya adalah teman dekatku ketika aku kelas X SMA. Indah, Satria, Meri dan Ray. Mereka adalah teman terdekatku saat itu. Kami bisa dikatakan sangat dekat apalagi aku dan Satria. Dan yang paling hebat menurutku adalah kami sehari bisa smsan hapir 500 sms perhari. Padahal hampir setengah hari kami, kami habiskan bersama ketika di sekolah, tetapi kalau malam kami smsan dan entah bisa sampai 500 itu bagaiman. Ya meskipun bukan Cuma kami bertiga tapi masih ada satu lagi sahabat ku namanya Fandi. Dia sahabat cowok ku yang paling bisa mengertiin aku. Tapi entah kenapa persahabatan itu menurutku masih sangat kurang. Mungkin ketika itu aku juga yang salah. Sebagian sahabatku ketika aku sedih, aku susah mereka justru terkadang tidak ada disampingku dan ketika aku dipojokan dengan orang lain mereka jarang sekali menenagkanku. Tapi aku berusaha untuk tidak seperti itu sama mereka. Dan alhasil kami pun langsung saling memberikan kritik dan saran dan akhirnya kami selalu bersama dalam keadaan apapun. Ketika kuliah juga seperti itu. Sulit sekali menemukan sahabat. Yang didapatkan hanya teman dekat, ya tapi gak tahu juga sih apa itu benar teman dekat atau justru sahabat. Tapi aku punya satu sahabat dari dulu. Dan beliau selalu ada kapanpun aku butuhkan. Ketika aku sakit beliau selalu ada buat aku, ketika aku menagis beliau selalu mengelusku, ketika aku tertawa atau senyum beliaupun ikut senyum dan terlebih lagi ketika aku susah beliaupun ikut susah. Beliau berkorban banyak untukku. Bahkan beliau rela memberikan waktunya hanya untuk mendengarkan ceritaku yang menurutku kadang tidak penting diceritakan namun beliau dengan senang hati mendengarkanya. Dan sebaliknya akupun selalu mendengarkan keluh kesah serta cerita beliau. Kami selalu berbagi suka maupun duka ketika diantara kami ada yang salah, kami selalu saling memberikan nasihat dan saran satu sama lain. Bagiku beliaulah sahabat sejatiku. Dia lah ibuku. Ibu yang selama ini yang menjadi sahabatku dalam suka maupun duka. Ibu yang selalu mendengarkan curhatan hatiku serta celotehan seperti anak manja dan beliaulah yang selalu memberikanku semangat.

Ketika aku sakit beliau lebih sakit dariku, bagi beliau lebih baik beliau yang sakit dari pada anaknya yang sakit dan berada jauh dari sisinya. Dan ketika senang beliau selalu memberiku kabar dan sebaliknya. Terkadang kita tidak sadar bahwa sahabat kita yang sesungguhnya adalah orang yang ada di dekat kita. Kita selalu fokus dan beranggapan sahabat itu adalah orang lain,padahal sadar atau tidak keluarga kita pun bisa jadi sahabat sejati kita. Bahkan bukan hanya sahabat mereka bisa jadi ibu, bapak, kakak, adik, pacar, guru, dan teman kita.

Inilah yang aku rasakan bahwa: Sahabat ku adalah ibuku. Ibuku adalah sahabatku.

Bagaimana dengan kamu? Apakah sahabat kita sama? :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun