Sejak masih sekolah, saya memang memiliki ketertarikan yang cukup tinggi dengan teknologi. Saya bahkan pernah berkeinginan masuk ke jurusan teknologi informasi (TI). Impian itu sempat terkubur beberapa saat, bahkan kemampuan saya di bidang IT sempat tidak berkembang karena kuliah dan bekerja di bidang yang lain.
Saat itu saya bekerja sebagai jurnalis. Sehari-hari saya menulis berita dengan Notepad, kemudian mengirimkannya via email. Komunikasi dengan redaktur dan rekan-rekan jurnalis dilakukan melalui Whatsapp. Update berita dan informasi saya lakukan melalui Youtube dan sosial media. Seperti umumnya jurnalis di era digital, saya tumbuh menjadi seorang gadget freak yang tak bisa lepas dari perangkat selular.
 Beberapa tahun kemudian, saya masuk di sebuah perusahaan konsultan investasi saham berbasis aplikasi digital. Di sana saya belajar mengelola akun Instagram perusahaan, hingga melakukan produksi konten Youtube. Saya melihat sosial media dari yang berbeda.
Selepas bekerja di perusahaan tersebut, saya belajar menjadi pebisnis dengan menerapkan ilmu yang saya peroleh di perusahaan sebelumnya. Usaha ini berjalan selama dua tahun. Kini saya masuk di perusahaan berbasis IT dan mendapatkan kesempatan untuk belajar banyak hal. Mengelola Google Ads dan blog tech adalah beberapa dari banyak hal tersebut.
Dalam keseharian kerja, tim developer dari perusahaan ini menerapkan prinsip Agile Development. Sebuah prinsip kerja yang menurut saya bisa diterapkan di bidang-bidang yang lain, termasuk dalam keseharian kita.
Dalam pekerjaan developer, Agile sering disebut sebagai framework karena di dalamnya memang terdapat berbagai metode yang digunakan sesuai kebutuhan. Pada dasarnya, Agile mengacu pada prinsip atau pendekatan yang digunakan dalam manajemen proyek pengembangan software. Menurut Anblicks, ada beberapa poin utama untuk menjabarkan prinsip Agile.
- Approach to Software Development (pendekatan dalam pengembangan software)
- Gather Requirements (kegiatan mengumpulkan informasi, kriteria, dan kebutuhan)
- Iterative and Increment Development (dilakukan bertahap dan terus meningkat)
- Last from Two to Four Weeks Time Frame in a Sprint (berlangsung dalam waktu singkat, umumnya dua hingga empat pekan per sprint)
- Early and Continuous Deployment (awal dan berkelanjutan)
Dalam praktiknya, Agile diterapkan dengan membentuk sebuah tim yang bertugas mengembangkan software. Proses pengembangan dibagi dalam beberapa sprint. Durasi setiap sprint dapat bervariasi dipengaruhi oleh jenis proyek dan metode yang digunakan, namun umumnya berlangsung selama dua hingga empat pekan. Â
Penerapan Agile dalam Kehidupan Sehari-hari