Mohon tunggu...
Handarbeni Hambegjani
Handarbeni Hambegjani Mohon Tunggu... -

press any key to continue ...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Antara Presiden, Pemenang, Pemimpin dan Kita

28 Juli 2014   19:19 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:59 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gempita 'lomba jadi presiden' memang sudah agak meredup.... ,

Saat ini tengah bergulir lomba jadi Pemenang..., karena konon, sana sini ada yang tidak beres.

Mbuh lah........ knp harus ikut ngotot2an? Sebab analisa pribadi dari membaca beberapa tulisan mengatakan, sumber tulisan itu bukan bersifat A1, tetapi dari tulisan si anu dan si ana, lalu disharing, dimodifikasi dan ditambahi imajinasi seperti yang di ingingkan penulis terakhirnya itu he he he.  Gak perlu juga untuk selalu bilang rak popo, gk apa atau apalah kata lain sejenisnya. Sebab, saya mendapatkan bukti dari sebuah theori yang ada di Film Hollywood Save House` (2012) yang berbunyi : "Terlalu lama berkorban, bisa membuat hati sekeras batu", bisa jadi ngotot2an itu salah satu indikator luar dari theori ini, syerem....

[caption id="attachment_350005" align="aligncenter" width="505" caption="'Terlalu lama berkorban, bisa membuat hati sekeras batu'. Screen Capture Film Hollywood : Save House (2012)"][/caption]

Tidak penulis cewek maupun cowok, saya yakin lebih banyak yang tidak berada di linkaran pertama --kalau benar ada ketidak beresan--, juga sangat jauh dari manusia pertama --Jikapun benar sudah beres-- yang tahu Fakta tentang lomba ini yang sebenarnya.

bytheway......Bagaimanapun Lombanya,  hanya saja saya Haqqul Yaqien, Sutradara Sinetron Angling Dharma yang di tayangkan dulu itu,  sungguh sudah pasti sangat lihat dalam menulis skenario beserta opsi opsinya, termasuk juga menyiapkan crew shootiing, Artis artis yang cantiknya masyaAllah, siapa Pemeran utama serta pemeran penggantinya, sehingga endingnya hampir pasti 99% sama seperti yang ada dalam draft sutradara.

Untuk itu, pantas menyimak apa yang mantan Kepala Bakin, ZA Maulani, pernah kutip dari kaidah Freemasonry Yahudi.  Yakni, ada tiga jenis manusia di dunia ini. Pertama, mereka yang mengamati ke mana arah peristiwa berjalan. Kedua, yang bingung melihat peristiwa berjalan. Ketiga, yang tidak pernah mengerti ke mana dan mengapa suatu peristiwa berjalan. Sebagian besar kita termasuk kategori kedua dan ketiga (Facebook, Diah Pitaloka:2014)

Bermakna, selaras dengan pendapat pribadi bahwa sumber bukan bersifat A1 dan kategori bahwa jamaknya kita  termasuk golongan kedua dan Ketiga? bermakna kita menjalani peristiwa dan kejadian yang ada di depan kita dengan jalan kebingungan tanpa tahu dan mengerti hakekat ke mana dan mengapa suatu peristiwa berjalan. Tulisan dan diskusi ngalor ngidul kita itu --bisa jadi juga tulisan ini-- tanpa tahu substansi yang lebih dalam. Silahkan sepakat atau tidak, hanya ejawantah dari yang dibilang mantan kepala Bakin, bukan justifikasi dari saya lho, peace Bro...

Presiden

Pasca lengsernya Presiden `enak jamanku` alias Bung Harto, di alam demokrsi ala Indonesiana ini, siapapun memang layak jadi presiden asal ada (.....) ; dukungan maksudnya. Tidak di butuhkan orang yang ganteng atau cantik seperti casting Bintang sinetron Televisi. Tidak juga di butuhkan orang yang punya tinggi minimum sekian seperti ketika masuk militer.  Mampu cascisus bahasa inggris dan attitude memadai seperti ketika Interview pekerja Kapal Pesiar, atau lulus matematika dan Pelatihan untuk menjadi Pekerja magang Korea atau Jepang.

Yang di butuhkan adalah seorang partner Sutradara handal, atau seorang dalang kelas Ki Manteb Sudarsono yang mampu handling Full time, setidaknya menyandang status `dipertimbangkan` ketika apply menjadi salah satu sutradara untuk Film Hollywood. yah demikianlah Imaji saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun