Mohon tunggu...
Hanom Bashari
Hanom Bashari Mohon Tunggu... Freelancer - wallacean traveler

Peminat dan penikmat perjalanan, alam, dan ceritanya

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menunggu Para Hantu di Pulau Peling (Bagian Kedua)

18 Juni 2024   21:49 Diperbarui: 20 Juni 2024   14:35 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Istri Om Uwa yang cekatan membongkar bulu babi untuk kami. (dok. Hanom Bashari)

Kami celingukan, kemudian istri Om Uwa segera mengambil sebagian bulu babi hasil pencarian ibu-ibu tadi dan membawa ke dapur. Kami mengikuti seperti anak kecil yang akan mendapatkan mainan baru. Dengan cekatan istri Om Uwa membersihkan bulu babi tadi dan membuka cangkangnya. Tampak bagian berwarna kuning di dalamnya.

"Ambil saja pakai sendok dan langsung makan", kata beliau.

Kami pun nurut dan masing-masing mencoba satu. Mmmm, manis gurih sekali, dengan tekstur seperti telur ikan. Mungkin saya kurang lihai mencongkel, sehingga  bagian yang kuning masih bercampur dengan bagian yang hitam di sebelahnya. 

Istri Om Uwa yang cekatan membongkar bulu babi untuk kami. (dok. Hanom Bashari)
Istri Om Uwa yang cekatan membongkar bulu babi untuk kami. (dok. Hanom Bashari)
Setelah ngobrol sejenak dengan beberapa warga, saya tak tahan lagi, mata ini makin meredup. Amran sudah tidur dari tadi, sedangkan Awang masih saja asik ngobrol. Saya pun kembali merebahkan diri dan terlelap.

Tak berapa lama, Awang membangunkan kami berdua.

"Ayo makan!", saya masih mengatur nyawa. Namun Amran terlihat segera bergerak. Ah, benarkah makan lagi di tengah malam begini?

Di ruang sebelah, hamparan ikan bakar beraneka rupa telah tersedia. Kami duduk bersila melingkar. Setelah dikomandoi Om Uwa, jamuan makan tengah malam pun dimulai.

"Pokoknya kalau disuruh makan harus makan", tegas beliau.

Saya hanya bisa terkesima. Kami dihidangkan ikan bakar segar, yang baru hitungan sejaman tadi ditangkap. Saya melupakan nasi karena sudah cukup termuat di perut saya tadi bersama mie instan, sekarang saatnya ikan. Kakap, baronang, goropa beraneka rupa siap disantap.

Mengintip si gosong kailong

Setengah lima lewat, setelah sholat subuh, kami bersiap di pinggir jalan. Perahu bersemang milik Om Uwa telah bersedia. Air telah naik pagi ini. Saya bersama Amran, Om Uwa dan dua kawan lain, Rifai (29) dan Emet (29) segera menaiki perahu. Kawan Awang kembali memilih tetap di rumah Om Uwa. Mesin katinting ditarik, dan kami meluncur menuju Pulang Saleng yang berada tepat di depan Desa Koyobunga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun