soto merupakan makanan yang terbuat dari kaldu daging dan sayuran. Daging yang biasa digunakan untuk soto adalah daging ayam dan daging sapi, namun ada pula yang menggunakan daging babi atau daging kambing.Â
Soto merupakan makanan khas Indonesia,Berbagai daerah di Indonesia memiliki soto khas daerahnya masing-masing dengan komposisi yang berbeda-beda. Misalnya Soto Madura, Soto Kediri, Soto Pemalang, Soto Lamongan, Soto Jepara, Soto Semarang, Soto Kudus, Soto Betawi, Soto Padang, Soto Bandung, Sauto Tegal, Sauto Pekalongan, Sroto Sokaraja, Sroto Kriyik, Soto Banjar, Soto Medan, serta ada pula yang disebut Sroto Bancar.
Begitu pula dengan Banjarnegara. Banjarnegara juga memiliki salah warung soto yang khas, popular, serta dapat disebut juga legendaris. Warung soto yang dimaksudkan ialah Soto Pak Salam.Â
Soto Pak Salam ini merupakan warung soto yang dikembangkan sekaligus warung soto milik Pak Salam. Warung Soto Pak Salam dapat ditemukan di Jl. Raya Susukan Desa Panerusan Wetan, Susukan, Banjarnegara, Jawa Tengah. Pak Salam dengan warung Soto Pak Salam miliknya ini telah hadir menyuguhkan soto sejak tahun 1992.
Menurut pengakuan dari Bu Salam yang merupakan istri dari Pak Salam ini, pemberian nama soto salam diambil dan terinspirasi langsung dari nama Pak Salam sendiri. Ciri khas dari Soto Pak Salam dengan soto lainnya terletak pada proses pengolahan bumbu kacangnya.Â
Bumbu kacang di warung Soto Pak salam ini diolah dengan teknik tersendiri milik Pak Salam. Sehingga cita rasa yang berbeda dan nikmat inilah yang membuat para konsumen lama suka dan betah makan di warung Soto Pak Salam. Di sisi lain, calon konsumen serta konsumen baru sangat tertarik dengan Soto Pak Salam ini.
Salah satu hal yang sangat disayangkan ialah omset penjualan yang dialami oleh warung Soto Pak Salam menurun ketika pandemi Covid-19 sedang marak-maraknya. Hal ini seakan menjadi sesuatu yang sangat luar biasa berbanding terbalik dengan keadaan warung Soto Pak Salam yang sebelumnya benar-benar sangat ramai.Â
Saat wawancara, Bu Salam mengakui bahwa beliau sengsara karena hal tersebut dan mengakibatkan penjualan soto sangat menurun. Keadaan saat itu 10 mangkok yang terjual merupakan nominal terbanyak. Sebab  di sekitar warung tersebut sangat sepi, Bahkan tak ada kendaraan yang mampir maupun lalu lalang. Namun, secara konsisten pelanggan dari Soto Pak Salam kembali naik meski dengan persentase kecil atau dapat diartikan naik sedikit demi sedikit.Â
Saat lebaran di masa pandemi atau tahun lalu juga penjualan sangat sedikit yaitu perharinya hanya mendapat Rp 400.000,- padahal saat itu berjualan seharian hingga malam. Disini dapat dilihat bawa pandemi sangat berdampak pada penjualan Soto Pak Salam.
Kilas balik sebelum pandemi datang, Bu Salam mengaku bahwa dia bisa menerima pelanggan lebih dari 200 mangkok perhari di warung sotonya tersebut, jumlah tersebut menurut pengakuan dari Bu Salam sudah sangat cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.Â